Menkominfo tanggapi perkawinan Lazada-Alibaba

Rudiantara, Menkominfo © 2016 techno.id/Denny Mahardy
Techno.id - Lazada Group belum lama ini dikabarkan telah dicaplok Alibaba Group, perusahaan e-commerce asal Tiongkok. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memberikan tanggapannya terkait langkah korporasi yang dilakukan kedua perusahaan asing tersebut.
Menteri Rudiantara menilai kesepakatan yang dijalin Alibaba dan Lazada merupakan hal yang positif bagi industri e-commerce. Bahkan, ia menyatakan bahwa langkah Tiongkok itu menunjukkan Indonesia dianggap sebagai pangsa pasar yang besar bagi para pemain e-commerce.
- Siapa sebenarnya pesaing Alibaba di Indonesia? Ternyata ini pesaing berat Alibaba.
- Akuisisi Lazada hanyalah sekelumit dari rencana besar Alibaba Tujuan akhir mereka mungkin adalah peningkatan revenue dan meraih gengsi lagi yang direbut oleh JD.com.
- Bermimpi jadi One Billion Company, Kinerja Pay ingin seperti Lazada "Untuk menjadi perusahaan yang maju, kita juga perlu belajar dari pemain yang lebih dulu ada, kenapa tidak."
"Tergantung kita melihatnya seperti apa. Kalau menurut saya itu positif, raksasa dari Asia Utara, Tiongkok melihat Indonesia jadi pasar yang besar. Mungkin, Alibaba punya strategi untuk perluasan ke Indonesia sebagai raksasa Asia Selatan, bisa masuk secara langsung atau masuk melalui perusahaan yang sudah ada di sini," kata Rudiantara.
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Tiongkok dan Indonesia diklaim memiliki kemiripan dan menunjukkan potensi besar untuk terus berkembang. Posisi Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara membuat mata Tiongkok cukup perlu 'dijinakkan'.
"Intinya, Tiongkok melihat Indonesia sebagai kekuatan, setidaknya pasar e-commerce kita besar, apalagi (target) ekonomi digital e-commerce mencapai US$ 130 miliar pada tahun 2020, itu daya tarik yang luar biasa," jelas menteri yang biasa disapa Chief RA itu ketika ditemui tim Techno.id.
Chief RA menambahkan, Tiongkok bakalan menjadi raja di Asia utara dan Indonesia menjadi raja di Asia selatan. Hal tersebut terlihat dari nilai transaksi perdagangan barang tahun lalu kedua negara yang mencapai US$ 45 miliar.
Sebelumnya dikabarkan, Alibaba dan Lazada sudah sepakat untuk melakukan transaksi akuisisi yang membuat perusahaan asal Tiongkok itu memiliki saham mayoritas. Tak tanggung, nilai transaksi dari kedua perusahaan ini disebut-sebut mencapai nilai US$ 1 miliar atau setara Rp 13 triliun.
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
-
Cara menghapus aplikasi bawaan Windows yang jarang digunakan, bisa bikin lemot jika diabaikan
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini