Mengenal TUXI, alternatif virtual assistant yang anti mainstream

Mengenal TUXI, alternatif virtual assistant yang anti mainstream

Techno.id - Apakah kalian pernah menonton film Iron Man atau film marvel lainnya? Jika pernah, kalian tentu tahu kalau Tony Stark atau Iron Man sering berbicara kepada sebuah kecerdasan buatan yang bernama Jarvis. Tony sering memberikan perintah kepada Jarvis dan kecerdasan buatan itu melakukannya

sesuai yang diminta. Selain itu, Jarvis juga melakukan tugas lain seperti memberi peringatan kepada Tony dan lain sebagainya. Nah, Jarvis ini berperan sebagai virtual assistant bagi Tony.

Virtual assistant (intelegent virtual assistant) merupakan program yang dapat melakukan pekerjaan ataupun layanan berdasarkan permintaan atau pertanyaan. Contoh virtual assistant yang paling sederhana adalah chatbot.

Mengenal TUXI, alternatif virtual assistant yang anti mainstream (Foto: fieldengineer.com)

Bentuk virtual assistant yang lebih canggih misalkan virtual assistant yang dapat diberi perintah melalui suara seperti Siri, Bixby, Alexa, Cortana, dan lain sebagainya.

Saat ini, virtual assistant berkembang dengan sangat cepat. Perkembangan ini dipengaruhi penggunaan kecerdasan artifisal dan big data yang semakin masif. Sekarang, virtual assistant tidak lagi hanya dapat menjawab pertanyaan sederhana atau yang terdapat di dalam database mereka saja. Virtual assistant dapat melakukan hal-hal lain seperti mengatur jadwal, menyalakan alarm, bahkan mengontrol perangkat lain yang terhubung.

Tentu tidak dapat dipungkiri bahwa virtual assistant sangatlah membantu karena dapat melakukan hal-hal yang repetitif misalkan mengingatkan tentang hal tertentu. Selain itu, beberapa virtual assistant yang diintegrasikan dengan perangkat smarthome dapat melakukan hal-hal seperti mematikan lampu dan lain sebagainya.

Virtual Assistant yang berbasis suara memang masih menjadi yang paling popular. Tapi, tahukah kalian kalau ada virtual assistant berbasis teks yang bernama TUXI?

Virtual assistant ini dikembangkan Suraj Kushwah. Dalam laman github.com,TUXI dideskripsikan sebagai alat Command Line Interface (CLI) yang mengambil hasil pencarian di Google dan SERP (Search Engine Result Page) dan menyediakan jawaban instan dan komprehensif. TUXI juga hanya dapat digunakan di terminal beberapa distro linux seperti ubuntu dan arch serta tidak dapat digunakan pada sistem operasi lainnya.

TUXI bekerja dengan mengambil hasil pencarian Google dan SERP dengan menggunakan program bernama pup untuk memproses hasil pencarian.

Mengenal TUXI, alternatif virtual assistant yang anti mainstream (Foto: github.com/screenshoot)

Jika pencarian mendapatkan hasil yang berbeda, TUXI akan memprioritaskan jawaban yang paling relevan. Selain menggunakan pup, TUXI juga menggunakan program lain seperti awk dan jq untuk memproses hasil pencarian.

Walaupun terlihat keren, TUXI nyatanya memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya hanya dapat mencari jawaban di Google dan SERP. TUXI juga hanya bisa menjawab pertanyaan dan belum dapat melakukan tugas-tugas lain seperti yang dapat dilakukan virtual assistant lainnya.

Selain itu TUXI juga hanya dapat digunakan di Linux. Proses instalasi TUXI pun cukup rumit yang menyebabkan TUXI kurang ramah bagi pengguna awam. Hal lain yang menjadi kelemahan TUXI adalah proses pengembangan yang lambat. Hal tersebut tidak mengherankan karena TUXI adalah proyek yang dikerjakan beberapa orang saja. Tidak seperti virtual assistant lain yang dikembangkan perusahaan besar dengan sumber daya manusia yang lebih banyak dan mumpuni.

Namun terlepas dari kelemahan dan keterbatasannya, TUXI merupakan proyek yang cukup inovatif. Bagaimana, mau coba pakai TUXI?

Magang : Nabiel Mumtaz

(brl/red)