Mendonasikan tubuh untuk sains? Apa untungnya?

Mendonasikan tubuh untuk sains? Apa untungnya?

Techno.id - Di Indonesia, tak banyak orang yang merelakan tubuhnya diberikan untuk kepentingan sains setelah meninggal. Namun faktanya, langkah tak populer ini mulai banyak diambil oleh orang-orang di belahan dunia lain, seperti di Amerika Serikat. Apabila Anda tertarik untuk mengetahui apa guna tubuh yang tak bernyawa lagi bagi sains, berikut lima jawaban yang sudah disediakan oleh Mashable (15/3/15):

1. Untuk pelatihan medis
Inilah manfaat yang paling umum dari sebuah mayat yang didonasikan. Mahasiswa kedokteran tentu sudah hafal betul dengan fenomena ini. Nyatanya, hanya mayat yang terpilih yang bisa dimanfaatkan untuk proses pembelajaran ini. University of Texas Houston menerapkan standar kriteria tertentu untuk si mayat, yakni haruslah berumur 18 tahun ke atas, memiliki organ yang lengkap, tidak mengalami obesitas, dan meninggal dengan cara yang wajar. Biasanya setelah dipakai, mayat tersebut kemudian dikuburkan atau dikremasi sesuai persetujuan keluarga.

2. Dipamerkan di museum
Saat di sekolah dasar atau menengah, para pelajar umumnya hanya mengetahui dan mengamati organ tubuh manusia dari gambar atau video. Sekolah yang memiliki alat peraga pun tak banyak. Nah, agar mereka dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang tubuh manusia, pihak sekolah kerap mengajak mereka belajar ke museum. Di sanalah mereka bisa menemukan tubuh manusia yang utuh dan mempelajarinya tanpa ada rasa takut berlebih. Hal ini bertujuan agar pemahaman siswa menjadi lebih baik daripada sekadar menghafalkan atau membayangkannya di kelas.

3. Transplantasi organ
Tentu Anda sudah mencermati kasus pembunuhan dengan motif pengambilan organ yang akhir-akhir ini terjadi. Nah, salah satu penyebab dari kejadian itu adalah melambungnya angka permintaan dari resipien organ. Di sisi lain, jumlah persediaan organ (atau orang yang bersedia mendonorkan organnya) tidak mampu mengimbanginya. Semoga saja, orang yang tersadar untuk mendonasikan jenazahnya semakin banyak, sehingga orang-orang yang membutuhkan organ vital baru (seperti jantung, paru-paru, dan liver) bisa memiliki kesempatan hidup kedua, tanpa merenggutnya dari orang lain secara paksa.

4. Penelitian forensik
Sama seperti sektor medis, mahasiswa atau tenaga forensik harus bersahabat dengan para cadaver. Pasalnya, sebelum diterjunkan di sektor profesional dan menganalisis mayat yang sebenarnya, mereka harus melewati proses pembelajaran dulu. University of Tennessee, misalnya, memiliki sebuah lahan seluas setengah hektar untuk mengamati dan mempelajari mekanisme pembusukan tubuh manusia di pelbagai tempat atau media. Pengungkapan kasus pembunuhan besar pun sering berawal dari sana.

5. Sebagai percobaan kecelakaan
Untuk mengetahui bagaimana tubuh menerima benturan tertentu atau mengetes sudah baikkah sistem pengaman mobil bekerja, cadaver (mayat manusia yang secara legal dapat digunakan untuk keperluan anatomi) sangat berguna. Bisa jadi, si mayat hanya akan duduk di belakang kemudi dengan sabuk pengaman yang terpasang dengan benar untuk menguji kesiapan airbag atau sistem dan sensor safety lain. Akan tetapi, tak jarang juga si mayat akan secara sengaja ditabrak dengan kecepatan tertentu. Bahkan, dilindas oleh kendaraan bermotor.

Memang, keputusan mendonasikan jenazah ini masih menjadi topik yang tabu bagi masyarakat Indonesia. Selain berbenturan dengan adat atau kepercayaan tertentu, masih banyak yang ragu manfaat dari keputusannya ini bagi sains. Namun, tentu saja, keputusan akhirnya kembali pada Anda.

(brl/red)