Di masa depan, smartphone bisa jadi alat pendeteksi pencemaran udara

Ilustrasi pencemaran udara © 2015 Tatiana Grozetskaya / Shutterstock.com
Techno.id - Anda mungkin tak akan percaya jika kami menyebutkan kalau di masa depan, smartphone yang Anda gunakan saat ini bisa menjadi alat untuk mendeteksi pencemaran udara. Ya, berkat penelitian yang dilakukan sekelompok ilmuwan asal RMIT University di Melbourne, Australia, smartphone bisa dijadikan sarana untuk mengukur kadar kandungan racun di udara.
Menurut laporan dari ScienceDaily (26/10/15), para peneliti dari negeri kangguru tersebut mengembangkan sebuah sensor yang peka terhadap gas berbahaya seperti nitrogen dioksida (NO2). Nah, sensor yang terbuat dari serpihan disulfida timah tersebut itulah yang nantinya bakal dibenamkan ke dalam sebuah smartphone sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi gas yang dihasilkan dari pembuangan mesin diesel, kendaraan berbahan bakar fosil, dan pembangkit listrik tenaga batu bara.
- Deteksi penyakit dari alat pengendus milik anjing Peneliti dari University of Adelaide menemukan alat pendeteksi penyakit dari indera penciuman anjing.
- Smartphone bisa untuk deteksi kanker, canggih! Dikenal dengan sebutan D3, perangkat ini dirancang untuk digunakan para kalangan ahli medis saja, tidak untuk masyarakat umum.
- Mahasiswa UNY ubah kulit kakao jadi penurun emisi gas kendaraan Karbon ini dapat digunakan sebagai adsorben untuk menyerap gas-gas berbahaya yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor.
Profesor Kuorosh Kalantar-Zadeh yang merupakan tim peneliti mengungkapkan bahwa saat telah dibenamkan, sensor tak hanya dapat mendeteksi saja melainkan juga dapat menyerap secara fisik gas yang dapat meningkatkan risiko gangguan pernapasan pada anak-anak dan orang tua ini.
Saat ini tim peneliti asal RMIT University tersebut sedang menjajaki kerja sama dengan Chinnese Academy of Science, Tiongkok untuk mengembangkan metode baru untuk mendeteksi polusi udara dari hasil penelitiannya ini.
RECOMMENDED ARTICLE
- Ternyata pisang bisa jadi obat mujarab lawan virus HIV
- Ilmuwan temukan bukti kehidupan di bumi lebih tua dari perkiraan
- Sponge Suit, bikini pintar untuk selamatkan laut dari pencemaran
- Ilmuwan buat 'otak mini' untuk bantu penelitian terhadap otak manusia
- Ternyata ada bahan kimia berbahaya di setiap baju yang Anda pakai
HOW TO
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
-
Cara menghapus aplikasi bawaan Windows yang jarang digunakan, bisa bikin lemot jika diabaikan
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini