Bakteri penyebab iritasi kulit ditemukan hidup di stasiun antariksa

Ilustrasi bakteri Staphylococcus © bacteriaonphotos.com
Techno.id - Ada yang unik dari temuan NASA kali ini. Badan antariksa milik pemerintah Amerika Serikat tersebut baru-baru ini mengklaim bahwa di luar angkasa atau lebih tepatnya stasiun antariksa, telah hidup bakteri patogen yang dapat menimbulkan iritasi atau radang pada kulit.
Ya, berdasar hasil temuan Kasthuri Venkateswaran dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, diketahui bahwa di stasiun antariksa telah hidup bakteri jenis Actinobacteria yang berkaitan dengan penyakit kulit pada manusia. Selain itu, dalam penelitian mendalam yang melibatkan teknologi pengurutan DNA ini Venkateswaran dan rekan peneliti lainnya juga menemukan adanya bakteri Corynebacterium dan Staphylococcus yang dapat menyebabkan radang atau iritasi pada kulit.
- Ternyata, perjalanan luar angkasa bisa buat kulit makin tipis! Menurut penelitian Saarland University, NASA dan ESA, astronot yang telah melakukan perjalanan luar angkasa rentan terkena penipisan kulit.
- 5 Jenis bakteri ini hidup di kulit kamu Bakteri yang berada di kulit dan rambut kita ada yang bermanfaat buat kita, tapi ada juga yang merugikan.
- NASA akan menemukan alien dalam waktu 10 atau 20 tahun ke depan Banyak temuan baru yang membuat NASA memprediksi akan menemukan kehidupan di luar bumi dalam waktu 10 atau 20 tahun ke depan.
Seperti dikutip dari Antara (28/10/15), bakteri-bakteri yang hidup di stasiun antariksa ini diduga merupakan jenis bakteri yang cukup tangguh. Pasalnya, bakteri biasa akan mati saat berada di lingkungan dengan tingkat gravitasi yang sangat rendah. Namun bakteri ini justru dapat tetap bertahan hidup dan tumbuh cukup subur di lokasi yang menjadi persinggahan bagi para astronot asal Amerika saat melakukan misi luar angkasa tersebut.
Saat ini, pihak NASA sedang melakukan penelitian lanjutan terkait dengan penemuan bakteri di stasiun antariksa tersebut. NASA kabarnya hendak menguji lebih lanjut apakah bakteri yang ditemukan tersebut berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan astronot atau dapat merusak peralatan yang ada di stasiun luar angkasa.
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
Cara menjalankan aplikasi dan game Windows di Android menggunakan Winlator terbaru di 2025
-
Cara record Zoom di laptop dan MacBook yang simpel dan mudah, sekaligus trik merangkum meeting pakai A
-
5 Langkah preventif merawat baterai HP di tengah musim pancaroba 2025, ternyata ini yang bikin rusak
-
Cara mengetahui dan memeriksa jumlah siklus baterai iPhone terbaru 2025, ini 5 langkah merawatnya
-
Cara menghentikan baterai laptop agar tidak terisi daya di atas 80% di Windows 11, ini alasannya
TECHPEDIA
-
Ini sejarah dan kegunaan teks viral "Lorem Ipsum" di tugu IKN, sudah ada sejak abad ke 16
-
Penjelasan mengapa port USB punya banyak warna, format terbaru di 2025 punya kecepatan 80 Gbps
-
10 Cara download gambar di Pinterest kualitas HD, cepat dan mudah dicoba
-
Cara download game PS2 dan PS3 di laptop dan HP, bisa main berdua
-
10 Fitur canggih iPhone 16E, bakal jadi HP Apple termurah di bawah Rp 10 juta?
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
Ini sejarah dan kegunaan teks viral "Lorem Ipsum" di tugu IKN, sudah ada sejak abad ke 16
-
Penjelasan mengapa port USB punya banyak warna, format terbaru di 2025 punya kecepatan 80 Gbps
-
10 Cara download gambar di Pinterest kualitas HD, cepat dan mudah dicoba
-
Cara download game PS2 dan PS3 di laptop dan HP, bisa main berdua