Alkohol lebih mematikan daripada ganja

Alkohol lebih mematikan daripada ganja

Techno.id - Banyak perdebatan yang masih mengambang perihal legalisasi dan dampak buruk ganja. Pendapat yang pro dan kontra tentang ganja semakin ramai dibahas dan menjadi isu internasional, perdebatan ini terlihat seperti tidak akan berakhir. Namun, Pada saat semua pendapat tumpang tindih, para peneliti menemukan hal baru yang mengejutkan tentang ganja.

Seperti yang dilansir oleh NBCnews.com (26/02/15), para peneliti berusaha mengukur resiko kematian terkait dengan penggunaan macam-macam zat yang umum digunakan. Ternyata, ganja dikatakan lebih aman dikonsumsi dibandingkan dengan obat reaksi lainnya termasuk alkohol. Sehingga, alkohol digolongkan zat paling mematikan pertama dan diikuti heroin serta kokain. Penemuan ini telah diumumkan dan termuat dalam Journal Scientific Reports.

Bahkan, Alkohol 114 kali lebih mematikan dibandingkan ganja. Hal ini disimpulkan para peneliti setelah menjalankan perhitungan yang membandingkan dosis zat mematikan dengan jumlah yang biasa digunakan orang. Setelah uji coba tersebut, para peneliti mengatakan, jika mariyuana (ganja) adalah satu-satunya zat yang menimbulkan resiko kematian rendah pada penggunanya, dibandingkan dengan zat lainnya.

Tentu saja ini menjadi penemuan yang berarti, saat banyak perdebatan yang terjadi. Sangat penting untuk dicatat 'lebih aman dari alkohol' tidak berarti 'aman'. Alasan aktivis ganja memang benar, karena ganja lebih 'alami', namun yang alami belum tentu aman digunakan. Analoginya adalah bisa ular, bisa ular memang alami tapi semua orang tau jika bisa ular berbahaya untuk dikonsumsi.

Ada beberapa resiko terkait penggunaan ganja. Sebagian besar terdapat pada masalah mental dan penggunaan yang meningkatkan pemakaian yang berlebihan.

Tidak ada yang baik dalam penggunaan yang berlebihan, gula yang dikonsumsi dalam jumlah banyak juga akan berdampak pada diabetes, apalagi ganja. Dari penelitian ini akan tersampaikan pesan jika perdebatan soal dampak buruk ganja, bisa dialihkan ke prioritas zat yang lebih berbahaya seperti alkohol dan tembakau.

(brl/red)