Jaga kedaulatan NKRI, pemerintah bangun BTS di perbatasan

Jaga kedaulatan NKRI, pemerintah bangun BTS di perbatasan

Techno.id - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika, telah membangun sejumlah infrastruktur telekomunikasi penerima sinyal atau "Base Transceiver Station" (BTS) di daerah perbatasan. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, pembangunan BTS perbatasan tersebut adalah salah satu cara pemerintah menjaga kedaulatan wilayah NKRI.

"Pemasangan BTS sebagai salah satu proyek di Kemkominfo dengan kebijakan satu desa perbatasan satu BTS, ini bisa mendekatkan masyarakat di perbatasan melalui komunikasi. Hal ini harus dilakukan karena mereka tetap bagian dari NKRI juga," jelas Chief RA (sapaan akrab Rudiantara) seperti dilansir oleh Antara (22/5/15).

Menurut Chief RA, proyek BTS tersebut merupakan kerja sama antara pemerintah pusat melalui provinsi, kabupaten, dan kota serta operator komunikasi dengan kontribusi masing-masing. Tugas pemerintah kabupaten yang memiliki desa terpencil dekat perbatasan itu adalah menyediakan tanah dan kemudian biaya operasional listrik menara tersebut, seperti pengadaan generator listrik dan bahan bakarnya, hingga gaji operatornya. Sementara itu, pemerintah provinsi menanggung biaya pembuatan dan pendirian menara, lalu operator telekomunikasi menyediakan teknologi, teknisi, dan perangkat yang diperlukan sehingga bisa terjadi sambungan komunikasi.

Chief RA mengungkapkan, pembangunan infrastruktur komunikasi tersebut adalah satu BTS untuk satu desa atau kota di seluruh perbatasan darat Indonesia. Namun, menurutnya saat ini Kemkominfo baru bisa membangun di lima desa di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara dan Mahakam Ulu, Kalimantan Timur sebagai proyek percontohan.

Lebih lanjut, Chief RA mengatakan, selain membangun BTS untuk telekomunikasi pihaknya juga akan mengupayakan informasi-informasi yang berasal dari pusat atau daerah lain di pelosok Indonesia bisa diterima oleh masyarakat perbatasan. Salah satu caranya adalah dengan mengalokasikan frekuensi khusus untuk dipinjamkan ke lembaga penyiaran publik.

Pemerintah sendiri menargetkan pembangunan 120 BTS di 120 desa sepanjang 1.030km perbatasan Indonesia dan Malaysia. Desa-desa tersebut antara lain adalah desa Sei Pacung, Senaning, serta Badau di Kalimantan Barat, desa Long Nawang dan Tanjung Karang-Mahakam Ulu di Kalimantan Timur, dan desa Tabur Lestari, Aji Kuning, Sei Nyamuk-Seimanggaris di Kalimantan Utara akan selesai pada semester kedua tahun 2016.

Telkomsel adalah operator seluler yang dipilih untuk menjalankan proyek ini. Bahkan, karena beratnya medan untuk mendirikan BTS, Pemprov Kaltim yang mendapat tugas mendirikan menara, menggandeng Detasemen Zeni Tempur (Denzipur) 7 Kodam VI Mulawarman.

(brl/red)