Aplikasi bisa jadi tolok ukur perkembangan ekonomi di Indonesia?

Ilustrasi aplikasi © venturebeat.com
Techno.id - Aplikasi yang beragam pada ponsel ternyata juga bisa digunakan sebagai tolok ukur perkembangan ekonomi di Indonesia. Hal inilah yang dikemukakan oleh Michael Mendel, Chief Economic Strategist Progressive Policy Institute.
"Per Juli 2015, terdapat 1.6 juta aplikasi tersedia di Android dan 1.5 juta aplikasi di Apple's App Store," ujarnya di Jakarta, Rabu (16/09/15) seperti yang dilansir oleh Merdeka.com®.
- Aplikasi mobile sumbang pertumbuhan ekonomi indonesia Ya, aplikasi di dalam smartphone yang Anda gunakan sehari-hari ternyata telah menyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia
- Makin hobi unduh aplikasi, orang Indonesia masih malas bayar Indonesia bahkan kini menduduki posisi keenam di klasemen negara-negara yang paling aktif mengunduh dagangan di toko maya milik Google.
- User smartphone di Indonesia makin banyak, apa dampaknya bagi negara? Dari studi Mastel dan LPEM UI, tiap pengguna smartphone di Indonesia berkontribusi terhadap nilai tambah ekonomi Tanah Air sebesar Rp1,728 juta.
Menurut Michael, meski dalam kenyataannya Indonesia belum sepenuhnya menerapkan pengembangan aplikasi, tetapi Indonesia berada pada posisi ke-3dalam App Economy di Asia Tenggara setelah Vietnam dan Singapura.
Selain itu, menurut data dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) didapatkan data bahwa penetrasi internet mengalami pertumbuhan hingga 35% di tahun 2014 lalu. Penggunaan terbesar masih didapat dari akses internet melalui smartphone.
Hal ini membuat lapangan pekerjaan juga terbuka lebar bagi mereka yang memang berkompeten di bidang ini. Banyak perusahaan yang kemudian mulai mencari pekerja yang dianggap mampu untuk mengelola aplikasi yang dimilikinya.
Sementara itu, menurut Direktur Industri Elektronik dan Telematika, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Ignatius Warsito, nilai industri software bisa mencapai Rp 200 triliun lebih.
"Nilai industri software ke depan bisa dobel digit. Sekarang saja total bisa Rp 200 triliun lebih. Jadi alangkah naifnya kalau kita gak fokus ke software dan konten," pungkasnya.
RECOMMENDED ARTICLE
- Porsche Mission E, pintar dan sporty dalam satu kemasan
- Panitia harap Kontes Robot Terbang Indonesia lahirkan drone Tanah Air
- Pelajar SMP ciptakan alat pendeteksi tanah longsor
- Hari pertama, kontes robot terbang sisakan 213 peserta
- Google, Facebook, dan Twitter tunjukkan dukungan untuk Ahmed Mohamed
HOW TO
-
Cara menjalankan aplikasi dan game Windows di Android menggunakan Winlator terbaru di 2025
-
Cara record Zoom di laptop dan MacBook yang simpel dan mudah, sekaligus trik merangkum meeting pakai A
-
5 Langkah preventif merawat baterai HP di tengah musim pancaroba 2025, ternyata ini yang bikin rusak
-
Cara mengetahui dan memeriksa jumlah siklus baterai iPhone terbaru 2025, ini 5 langkah merawatnya
-
Cara menghentikan baterai laptop agar tidak terisi daya di atas 80% di Windows 11, ini alasannya
TECHPEDIA
-
Ini sejarah dan kegunaan teks viral "Lorem Ipsum" di tugu IKN, sudah ada sejak abad ke 16
-
Penjelasan mengapa port USB punya banyak warna, format terbaru di 2025 punya kecepatan 80 Gbps
-
10 Cara download gambar di Pinterest kualitas HD, cepat dan mudah dicoba
-
Cara download game PS2 dan PS3 di laptop dan HP, bisa main berdua
-
10 Fitur canggih iPhone 16E, bakal jadi HP Apple termurah di bawah Rp 10 juta?
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
Ini sejarah dan kegunaan teks viral "Lorem Ipsum" di tugu IKN, sudah ada sejak abad ke 16
-
Penjelasan mengapa port USB punya banyak warna, format terbaru di 2025 punya kecepatan 80 Gbps
-
10 Cara download gambar di Pinterest kualitas HD, cepat dan mudah dicoba
-
Cara download game PS2 dan PS3 di laptop dan HP, bisa main berdua