Orang Indonesia 'terlalu baik' karena membuat developer asing kaya

Orang Indonesia 'terlalu baik' karena membuat developer asing kaya

Techno.id - Sebagai salah satu pasar teknologi dan aplikasi dengan potensi yang begitu besar, Indonesia bisa dibilang masih merugi. Bagaimana tidak, dari 88,1 juta jumlah penduduk Tanah Air yang sudah menggunakan internet dan sekitar 55 juta masyarakat Indonesia adalah pengguna smartphone, para developer lokal belum bisa memanfaatkannya semaksimal mungkin.

Penyebabnya ialah orang Indonesia lebih suka menggunakan aplikasi buatan developer asing. Di sektor media sosial, misalnya, tanpa disadari user Indonesia sudah menyumbang Rp14 triliun untuk aplikasi global. Facebook mendapat porsi terbesar dengan Rp7 triliun, sementara Twitter dan LinkedIn kebagian Rp2,5 triliun dan Rp1,3 triliun.

Untuk itu, beberapa pihak mulai Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI), Klik Indonesia, dan Teknopreneur Indonesia berkomitmen membentuk Liga Digital Nasional. Liga ini adalah kompetisi untuk mencari aplikasi-aplikasi mobile nasional yang unggul, untuk kemudian didorong supaya bisa bersaing dengan aplikasi global yang ramai digunakan khalayak Tanah Air.

"Liga ini memang dibentuk agar developer-developer lokal meningkat, sehingga revenue masuknya ke developer lokal bukan ke developer global," demikian terang Sarwani Dwinanto, Kabid. Content & Ecosystem APJII, seperti dikutip dari rilis yang diterima Techno.id (18/12/15).

Tak cuma itu, Liga Digital Indonesia turut menjanjikan banyak keuntungan bagi peserta terbaik, mulai dari inkubasi bisnis, uang tunai, pertemuan dengan investor guna penambahan investasi, sampai kesempatan pre-install aplikasi tersebut di smartphone lokal.

Informasi lebih lanjut soal Liga Digital Indonesia, termasuk pendaftaran, bisa diakses di situs ligadigital.id.

(brl/red)