Kejora tak suka goreng-goreng perusahaan

Kejora tak suka goreng-goreng perusahaan

Techno.id - Sebagai investor yang telah berhasil mengelola setidaknya 24 Startup di Indonesia, Kejora pasti menawarkan sesuatu yang takkan didapat dari investor lainnya. Tak sekedar memberi suntikan dana, Kejora mengelola dan menciptakan iklim yang baik di antara Startup yang dikelolanya.

"Kami bukan tipe investor yang suka goreng-goreng perusahaan. Kami tidak suka itu. Kami lebih suka, mungkin pertumbuhan perusahaan dikurangi 10%, tapi perusahaan benar-benar stabil, benar-benar punya value tinggi," papar Sebastian Togelang saat diwawancarai KapanLagi Network.

Berikut petikan wawancara M Syakur Usman dan M Ari Atsari dari Kapanlagi Network (KLN) dengan Sebastian Togelang, Founding Partner Mountaion Kejora Ventures yang ditemani oleh Adreas Suryas, Vice President Portofolio & Invesment Kejora, sebuah perusahaan pengembang sekaligus investor startup di Indonesia, di kantornya yang funky di kawasan Slipi, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.

Dalam ekosistem startup di Indonesia, apa sebenarnya yang Kejora tawarkan?

Kami create ekosistem. Kami ada 2.000 meter persegi ruang kantor, yang akan naik menjadi 3.000 meter persegi full office. Di sini, entrepreneur teknologi bisa berbagi pengalaman, belajar, dan bahkan bekerja sama. Kami berusaha, karena people. Saya katakan kepada mereka, kalian bagian dari full ekosistem, bukan satu keluarga saja yang mendikte. Kalian bebas, seperti ikan yang lepas.

Kami berusaha menolong dengan advice, network, dan uang. Kejora berusaha meningkatkan kecepatan startup berkembang dengan environment yang netral. Kejora tawarkan ekosistem startup yang natural dan entrepreneur friendly. Kami bantu untuk tumbuh lebih cepat daripada sendiri dalam network Kejora. Kami berusaha entrepreneur benar-benar menjadi entrepreneur dengan menjadi pemilik startup-nya. Karena ada investor yang ingin menjadi pemilik dan si entrpreneur atau owner jadi pekerja, setelah startup nya sukses. Kami berbeda. Kami membantu tumbuh, tanpa mengurangi kepemilikan.

Berapa jumlah startup yang dikelola Kejora?

Kami baru berdiri 1,5 tahun lalu, kami sudah investasi 24 startup dari berbagai sektor, yang penting making money industry.

Pertama kali, kami membangun Cekaja.com, leader comparision di Indonesia. Lalu Qerja.com yang berkembang sangat pesat, kini memiliki 100 orang karyawan. Cekaja.com juga berkembaang, selain ada di Indonesia, juga hadir di Filipina. Kami juga masuk di sektor healthcare, dengan startup Tanyadok.com.

Saat ini kami banyak melakukan eksplorasi startup di sektor teknologi keuangan atau financial Technology (fintech). Banyak, tapi masih awal. (anggota startup lain yang dikelola Kejora antara lain YDigital Asia, Wavoo, WeYAP, Jualo.com, Mimopay, Dealoka, Shoop, Ngomik, Cupslice, Antar.id, LoyalBox, Gogonesia, Wifimu, Pawoon, Wobe, Unyu, ReHack, etobee, dan BDigital).

Bagaimana rasio keberhasilan Kejora hingga kini?

Dari 24 startup, baru satu yang kami consider kurang jalan. Jadi success ratio lumayan tinggi. Kami sudah membuat 200 perusahaan di luar. Kami sudah tahu, apa sih bumbu-bumbunya supaya startup bisa jalan. Pengalaman dari luar juga membantu kami meningkatkan success ratio, ditambah networks. Ada beberapa hal yang bisa digabung untuk meningkatkan success ratio Kejora.

Apa fokus Kejora dalam membantu startup di Indonesia?

Kami fokus di early startup. Seperti mulai dari ide saja, jadi dari sangat awal. Lalu kami akan kembangkan, membuatkan strategi bisnisnya. Karena itu, Kejora investasi di level US$ 500.000-1 juta atau hingga Rp 14 miliar. Hingga kini investasi kami cukup berhasil. Buktinya, Cekaja.com, menjadi nomor satu di Indonesia. Qerja.com juga. We doing well. Kami senang dengan hasilnya.

Kami juga sedang berusaha menggandeng partner-partner baru, supaya bisa lebih besar lagi. Pertengahan tahun depan, kami bisa masuk lebih besar lagi di startup Indonesia.

Jadi awalnya, kami create ekosistem, dan yang penting membangun perusahaan dengan sehat dan stabil. Kami investasi dan mengusahakan perusahaan tumbuh dengan sehat. Kami bukan tipe investor yang suka goreng-goreng perusahaan. Kami tidak suka itu. Kami lebih suka, mungkin pertumbuhan perusahaan dikurangi 10%, tapi perusahaan benar-benar stabil, benar-benar punya value tinggi.

Tujuan final investasi Kejora seperti apa?

Pada akhirnya, sebagai investor, kami ingin satu saat startup yang kami bantu melakukan initial public offering (IPO) atau bergabung dengan strategic investor yang lebih besar, yang mana kami bisa exit. Namun kami tidak ada paksaan. Kami berpikir long term dan fleksibel.

Apa saja startup menarik dan populer di luar Kejora?

Banyak yang menarik. Sulit sebutkan satu-satu, itu problemnya. Di sektor travel, ada yang sangat menarik, Go-Jek juga sangat menarik. Karena kami kenal mereka. Kami tahu mereka, kami tahu mulainya di mana, lalu tiba-tiba sukses besar. Sangat menarik.
Tapi karakter industri ini sulit diprediksi, banyak yang berhasil dari yang tidak disangka. Ini berdasarkan pengalaman di luar negeri, ada yang berhasil dan gagal. Tidak bisa diprediksi.

Apakah Kejora bisa bekerja sama dengan startup yang sudah jadi dan populer?

Prinsipnya, bersama kita kuat. Kalau bisa kami bermitra dengan semua. Bahkan kalau bisa tambah value, kami bisa juga investasi. Tapi fokus investasi tetap membantu di bagian awal. Jadi kalau harus investasi US$ 20 juta, itu bukan fokus kami. Tapi kalau kolaborasi, pasti, dengan semua pemain di luar Kejora.

Prinsipnya kami berusaha membuat Kejora sebagai tempat belajar bersama. Kami undang semua entreprenuer atau startup, untuk saling membantu dan belajar. Silakan main-main ke sini. Bisa diskusi dengan startup lain dan Kejora. Saya selalu bilang, startup Kejora go out, talk to everybody. Jangan takut. Yang penting, talk do a lot people and focus on growing company. Jangan takut, ini rahasia. Kalau kamu yakin, jangan takut.

(brl/red)