NASA bakal kirim jamur ke luar angkasa, buat apa?

Ilustrasi Stasiun Antariksa Internasional (ISS) © 2015 NASA / NDTV.com
Techno.id - NASA dilaporkan akan segera meluncurkan misi luar angkasa terbaru dalam waktu dekat. Namun, bukannya manusia yang dikirim untuk misi kali ini melainkan sebuah jamur.
Ya, NASA diketahui akan segera mengirimkan jamur dari jenis Aspergillus nidulans ke stasiun antariksa internasional (ISS) bersama dengan misi SpaceX tanggal 8 April nanti. Jamur itu kabarnya akan dikembang biakkan di ISS sebagai salah satu bagian rencana persiapan perjalanan ke Mars pada tahun 2030 mendatang.
- Ilmuwan NASA berencana gunakan jamur untuk pantau perubahan iklim Jamur dari jenis Mikoriza diklaim dapat menunjukkan reaksi pohon saat terjadinya perubahan iklim.
- NASA gaet tiga perusahaan swasta untuk kirim pasokan ke ISS Masing-masing perusahaan dilaporkan akan mendapat misi yang berbeda untuk mengirim pasokan ke stasiun antariksa internasional tersebut.
- NASA akan melakukan percobaan yang cukup berbahaya Setelah mengirim perbekalan ke stasiun luar angkasa, mereka akan membakar pesawat tersebut dari jauh. Untuk apa?
Sebagaimana dilansir oleh SlahsGear (2/4/16), NASA dan rekanan proyek penelitian, University of Southern California dilaporkan berniat mengirimkan jamur yang biasa digunakan untuk membuat obat seperti penisilin itu untuk pengembangan obat-obatan medis yang nantinya akan turut serta dibawa dalam misi eksplorasi ke Mars. Diharapkan dengan pengiriman jamur itu ke luar angkasa saat ini, pasokan obat-obatan untuk misi eksplorasi Mars bisa tercapai sebelum tahun 2030.
Lebih lanjut, para peneliti dari NASA dan USC menjelaskan jika saat sudah sampai di luar angkasa nanti maka jamur akan segera dikembang biakkan dengan meletakkannya pada lingkungan berkondisi stres. Hal ini perlu dilakukan supaya jamur bisa berkembang biak dengan baik.
Untuk itu, saat dalam perjalanan nanti jamur akan disimpan pada suhu 4 derajat celcius. Nah ketika sudah sampai di ISS, maka jamur kemudian akan diisolasi dalam lingkungan bersuhu 37 derajat suhu selama 7 hari.
Clay Wang pemimpin proyek penelitian asal USC mengungkapkan, setidaknya butuh 1 bulanan bagi ia dan tim peneliti menentukan apakah strategi penelitiannya ini berhasil. Jika berhasil, bisa saja proses produksi obat yang salah satunya adalah obat osteoporosis bisa dibuat di angkasa luar.
RECOMMENDED ARTICLE
- Ilmuwan NASA berencana gunakan jamur untuk pantau perubahan iklim
- NASA gandeng Microsoft hadirkan pengalaman jelajahi Mars
- NASA gelontorkan dana Rp133,3 miliar untuk bangun 'pemburu' exoplanet
- NASA akan melakukan percobaan yang cukup berbahaya
- NASA: Suhu Bumi di bulan Februari 2016 kembali cetak rekor
HOW TO
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
-
Cara menghapus aplikasi bawaan Windows yang jarang digunakan, bisa bikin lemot jika diabaikan
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini