Ilmuwan NASA berencana gunakan jamur untuk pantau perubahan iklim

Ilustrasi jamur Mikoriza © wikimedia.org
Techno.id - Terobosan baru saja dilakukan oleh para ilmuwan dari NASA Jet Propulsion Laboratory atau yang biasa disingkat JPL. Para ilmuwan badan antariksa Amerika itu dikabarkan bakal menggunakan jamur untuk memantau terjadinya perubahan iklim di masa depan.
Jamur yang dimaksud oleh para peneliti merupakan jenis mikoriza yang biasa menempel pada akar pohon. Dengan mengamati mikoriza yang menempel pada akar pohon di hutan-hutan seluruh dunia, diharapkan di masa depan proses pemantauan perubahan iklim dalam kaitannya dengan kelangsungan hidup pepohonan atau lingkungan hidup dapat teramati dengan baik.
- 15 Contoh teks laporan hasil observasi tentang alam, singkat dan lengkap Teks laporan hasil observasi adalah cara yang efektif untuk mendokumentasikan dan menyebarluaskan informasi yang diperoleh selama pengamatan
- 3 Macam jenis akar yang termodifikasi, dilengkapi contoh tumbuhannya Pelajari berbagai jenis akar yang termodifikasi dan contoh tumbuhannya dalam artikel ini.
- 55 Contoh kalimat bioindikator, lengkap dengan penjelasannya Contoh kalimat bioindikator membantu kamu memahami hubungan antara makhluk hidup dan kualitas lingkungan sekitarnya.
Sebagaimana dilansir oleh Engadget (1/4/16), para peneliti NASA JPL kabarnya akan menggunakan metode pengamatan via satelit dari Observatory Global Forest Earth Smithsoian Institution. Mereka berencana akan memetakan 'hubungan' yang terjadi antara jamur dengan pohon sebagai inangnya.
Penemuan sementara dari para peneliti menyebutkan jika proses simbiosis yang terjadi antara mikoriza dan akar pohon dapat menunjukkan perubahan iklim yang terjadi. Tandanya adalah berupa bergugurannya beberapa pohon di waktu tertentu dan kembali menghijaunya dedaunan pohon saat kurun proses hubungan dalam beberapa waktu tertentu.
Dengan ditemukannya metode ini, para peneliti berharap masalah pencemaran lingkungan dan juga pengrusakan lingkungan karena tingkat polusi yang meningkat dapat diatasi di masa depan.
RECOMMENDED ARTICLE
- Para ilmuwan temukan cara tercepat deteksi autisme pada anak
- Peneliti Korea manfaatkan laser untuk deteksi bakteri pada makanan
- NASA gelontorkan dana Rp133,3 miliar untuk bangun 'pemburu' exoplanet
- Ilmuwan MIT bantu Anda menurunkan berat badan dengan aplikasi
- Ilmuwan Jepang temukan bakteri baru pemakan sampah plastik
HOW TO
-
5 Template prompt AI untuk buat poster promosi keren di Canva, sekali klik langsung jadi
-
Cara aktifkan mode khusus Android untuk orang tua, ikon aplikasi jadi besar dan gampang diakses
-
Cara terbaru 2025 batasi siapa yang dapat mengirim pesan di obrolan grup WhatsApp
-
Cara terbaru amankan e-mail pribadi dari spam saat daftar online, biar inbox tetap bersih dan sehat
-
Trik ubah smartphone jadul jadi CCTV gratis di rumah, bisa diandalkan dan gratis
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini