Berbekal kulit pisang mahasiswa UNY ciptakan cangkang kapsul

Berbekal kulit pisang mahasiswa UNY ciptakan cangkang kapsul

Techno.id - Ada saja kreativitas yang dihasilkan oleh mahasiswa-mahasiswi Indonesia saat ini. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa dari Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Yogyakarta yang menyulap kulit pisang menjadi cangkang kapsul keras pembungkus obat non-gelatin.

Seperti dilansir oleh Antara (12/7/15), tim peneliti yang diketuai oleh Wulan Sari Ningsih tersebut mengungkapkan bahwa kulit pisang yang ternyata hampir 68,9 persennya mengandung air dan 18,5 persen karbohidrat dan zat lainnya adalah bahan ideal untuk membuat bioplastik dan cangkang. Selain itu, menurut Wulan banyaknya kandungan hidrat arang berupa amilum atau pati juga menjadi salah satu faktor penentu mengapa kulit pisang dipilih sebagai bahan dasar bagi cangkang obat-obatan.

Wulan menjelaskan, pembuatan cangkang kapsul dari kulit pisang ini sebenarnya cukup mudah, tetapi memakan waktu yang lumayan lama. Ya, sebelum menjadi cangkang kapsul, kulit pisang harus melalui beberapa tahapan proses. Yang pertama, kulit pisang perlu dicuci bersih dahulu, setelah itu kulit harus direndam dalam air garam selama kurang lebih 12 jam supaya lebih lembut. Kulit yang telah terendam selanjutnya akan diblender untuk kemudian disaring dan diambil sari patinya. Setiap 100ml sari pati kulit pisang itu kemudian dicampur dengan dua sendok teh asam cuka dan dua sendok teh gliserin.

"Setelah dicampur dengan asam cuka dan gliserin, maka selanjutnya perlu dipanaskan di atas api dan setelah sekitar dua menit ditambahkan dua sendok teh tepung maizena dan dipanaskan lagi selama 15 menit sambil terus diaduk," ujar Wulan.

Setelah dipanaskan kembali, campuran bakal diberi tambahan bahan seperti pengawet dan pewarna sehingga membentuk campuran homogen. Barulah campuran tersebut bisa dibentuk menjadi cangkang kapsul setelah sebelumnya dilakukan serangkaian uji kandungan bahan aktif dan pengujian waktu hancur untuk mengetahui seberapa cepat kapsul hancur menjadi agregat atau partikel lebih halus.

Penelitian mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta ini merupakan salah satu proposal penelitian yang diajukan dalam Program Kreativitas Mahasiswa jenis Penelitian.

(brl/red)