Gamer sudah bosan main game, makanya mereka butuh virtual reality

Gamer sudah bosan main game, makanya mereka butuh virtual reality

Techno.id - Beberapa waktu lalu, Goldman Sachs memperkirakan bahwa virtual reality (VR) plus augmented reality (AR) hanyalah medium untuk memenuhi kebutuhan konsumen untuk bermain game. Makanya di tahun 2025 mendatang, pemasok software VR dan AR yang paling untung diprediksi adalah penyedia video game.

Ramalan itu mungkin saja benar, terlebih jika berpatok pada pendapat Jesse Schell. Desainer game sekaligus profesor di Carnegie Mellon University tersebut menilai jika VR akan menjadi dagangan yang laris. Alasannya, gamer sekarang sudah muak dengan apa yang mereka hadapi di layar biasa.

"Kami (gamer) belum punya hal yang benar-benar baru dan menarik di dunia game selama lima tahunan. Gamer sudah siap untuk sesuatu yang baru. Mereka menginginkan hal tersebut dan siap untuk membelanjakan uangnya pada sesuatu yang baru," demikian Jesse menilai seberapa penting VR di mata gamer, seperti dikutip dari GamesIndustry.biz (22/04/16).

Pengalaman dalam memainkan game di VR yang uniklah yang akan menjadi buah bibir dalam beberapa waktu mendatang. Ia menambahkan mungkin penjualan VR headset tak akan langsung melejit, tetapi bakal sangat viral secara global karena VR mampu membuat gamer heboh.

Namun selain gamer, nampaknya ada kelompok user lain yang akan memanfaatkan teknologi virtual reality, yakni penikmat film dewasa. Ya, Naughty America awal tahun ini telah memperkenalkan video porno berbasis VR. Pengalaman unik ini menyajikan adegan yang tampak nyata dan imersif, mungkin saja sama atau bahkan lebih seru daripada bermain game di VR.

(brl/red)