Mata bionik mampu merestorasi penglihatan manusia, bisa membantu para tunanetra  

Mata bionik mampu merestorasi penglihatan manusia, bisa membantu para tunanetra  

Techno.id - Pengembangan teknologi mata bionik menjadi topik menarik dalam dunia medis dan Sains. Merangkum artikel yang diterbitkan CNET Science, disebutkan mata bionik berpotensi besar merestorasi penglihatan manusia dan membawa mereka ke dalam dunia baru yang menyerupai dunia matriks (matrix), seperti dalam cerita fiksi ilmiah.

Mata bionik merupakan inovasi yang menggabungkan ilmu kedokteran, teknologi, dan teknik elektronika untuk menciptakan mata buatan pengganti fungsi mata yang rusak atau terganggu. Dijelaskan pula bagaimana mata bionik bekerja dengan memanfaatkan teknologi elektronika yang tertanam dalam mata manusia and kemudian mentransmisikan sinyal langsung ke otak.

Salah satu contoh mata bionik yang sedang dalam pengembangan adalah proyek Bionic Vision di Australia. Proyek ini bertujuan mengembangkan mata buatan yang dapat merestorasi penglihatan terutama bagi orang yang menderita kebutaan. Mata bionik ini menggunakan kamera mini yang ditempatkan di kacamata pengguna untuk menangkap gambar dari lingkungan sekitar. Kemudian, gambar tersebut diubah menjadi sinyal listrik dan dikirimkan ke implan elektroda yang tertanam di dalam retina mata.

Mata bionik mampu merestorasi penglihatan manusia, bisa membantu para tunanetra foto: cnet/second sight

Proses pengiriman sinyal ini memungkinkan implan elektroda untuk merangsang sel-sel saraf yang ada di retina dan mengirimkan sinyal ke otak. Dengan bantuan mata bionik ini, seseorang yang sebelumnya buta dapat mulai melihat dan merasakan pengalaman visual baru.

Namun, meskipun teknologi mata bionik menawarkan harapan bagi mereka yang mengalami gangguan penglihatan, masih ada banyak tantangan yang perlu diatasi. Karena pengguna mata bionik akan membutuhkan waktu untuk belajar memakai penglihatan buatan ini. Apalagi pengalaman visual yang diperoleh melalui mata bionik tidak sama persis dengan penglihatan alami. Terlebih lagi jika pengguna sebelumnya tidak mempunyai pengalaman visual alami.

Selain itu, pengembangan mata bionik juga terhalang beberapa hambatan teknis dan medis. Salah satu hambatan tersebut adalah menciptakan implan elektroda yang dapat bertahan lama di dalam tubuh manusia tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan. Perancang produk juga harus memperhatikan kemampuan baterai dan ukuran implan agar sesuai dengan anatomi mata manusia.

Meskipun demikian, perkembangan mata bionik tetap menjadi harapan bagi mereka yang kehilangan penglihatan. Teknologi ini dapat membantu merestorasi fungsi penglihatan, meningkatkan kualitas hidup, dan membuka pintu menuju dunia visual yang sebelumnya tak terjangkau bagi mereka yang mengalami gangguan penglihatan atau kebutaan.

Magang: Millenia Ramadita

(brl/red)