Ini dampaknya kalau sampai kecanduan jejaring sosial

Ini dampaknya kalau sampai kecanduan jejaring sosial

Techno.id - Tahukah Anda, jika aktif di situs-situs jejaring sosial seperti Twitter dan Instagram ternyata meningkatkan risiko turunnya kemampuan berpikir Anda. Penelitian yang dilakukan oleh Dr Iyad Rahwan, guru besar di University of Edinburgh, mengatakan bahwa penggunaan situs-situs jejaring sosial dalam jangka panjang dapat menyebabkan mengikisnya akal sehat.

Meski membawa dampak positif, berbagi informasi melalui situs jejaring sosial dapat membuat penggunanya sulit untuk berpikir analitis. Hal ini disebabkan karena begitu banyaknya masukan atau informasi yang diterima menyebabkan sebagian besar orang akan kebingungan menentukan informasi manakah yang valid atau tidak.

Untuk itu, Dr Rahwan melakukan serangkaian percobaan yang melibatkan 20 orang sebagai subjek penelitian. Kedua puluh orang tersebut diberi serangkaian pertanyaan yang mengharuskan mereka untuk menjawab dengan melibatkan logika berpikirnya walau dengan cara yang sederhana. Pada percobaan pertama yang mengharuskan subjek mengerjakan soal secara individu serta melibatkan soal-soal hitungan, beberapa orang menjawab salah dan terlalu cepat. Namun ketika pada percobaan kedua subjek diberi kebebasan untuk dapat melihat jawaban subjek lainnya, beberapa orang yang ragu-ragu dengan jawabannya mencoba mengganti dengan jawaban dari subjek lain yang mereka anggap benar. Penelitian ini membuktikan bahwa saat seseorang terlibat terlalu intim dengan jejaring sosial maka tingkat kepercayaan diri bahkan kemampuan berpikir bisa berkurang. Sebagian orang malas untuk memikirkan ulang apakah suatu informasi yang mereka dapat dari jejaring sosial itu benar atau tidak.

"Saya pikir banyak orang malas untuk mencari informasi yang akurat atau informasi tambahan di situs jejaring sosial karena hal tersebut membutuhkan banyak waktu dan usaha," jelas Dr Rahwan seperti dilansir oleh Daily Mail.

Bahkan saat ini berkembang kebiasaan buruk di antara pengguna jejaring sosial, seperti mempertanyakan hal-hal sepele atau hal-hal yang sudah jelas jawabannya di situs jejaring sosial. Misalnya, seseorang mempertanyakan alamat restoran yang gambar makanannya Anda unggah di Instagram, padahal Anda sudah menyertakan alamat lengkap dengan GPS pada fitur "location" di foto Anda tersebut. Atau juga banyak dari pengguna situs jejaring sosial terprovokasi dengan judul-judul berita yang menyesatkan sehingga terkadang menyebabkan perang di situs jejaring sosial.

Untuk mengurangi kecanduan seperti ini, ada baiknya Anda selalu kritis terhadap setiap informasi yang diterima dari akun jejaring sosial, supaya Anda tidak mengalami penurunan kemampuan berpikir.

(brl/red)