Baterai natrium-ion digadang-gadang bakal menggantikan baterai lithium-ion

foto: unsplash/tyler lastovich
Techno.id - Teknologi baterai tampaknya akan mengalami perkembangan baru. Seperti dilaporkan independent.co.uk, baterai natrium-ion akan segera dapat ditemukan di berbagai sektor, mulai dari ponsel pintar hingga pembangkit listrik tenaga angin. Baterai ini kabarnya akan menggantikan baterai lithium-ion yang selama ini digunakan di banyak perangkat, termasuk smartphone.
Terobosan baterai yang dibuat para peneliti di Jepang ini dapat membuka jalan bagi baterai generasi berikutnya untuk memasuki produksi massal. Sebuah tim dari Tokyo University of Science menemukan cara untuk membuat baterai natrium-ion dengan kinerja yang setara dengan baterai lithium-ion konvensional.
Baterai lithium-ion, atau li-ion, ditemukan dalam berbagai sektor mulai dari mobil listrik hingga smartphone. Namun baterai ini terbuat dari sumber daya yang sulit diekstraksi dan mahal, serta mengandung elektrolit cair yang beracun dan mudah terbakar.
Sebaliknya, baterai natrium-ion lebih murah, menawarkan stabilitas terhadap suhu ekstrem, dan tidak menimbulkan risiko panas berlebih. Hingga saat ini, keterbatasan utama mereka adalah kepadatan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan baterai li-ion.
Untuk mengatasi keterbatasan ini, para ilmuwan sedang mengembangkan elektroda berkapasitas tinggi yang terbuat dari karbon keras berstruktur nano, yang dapat mereka optimalkan dan kemudian dimasukkan ke dalam baterai yang sebenarnya.
Para peneliti mengatakan bahwa elektroda baru ini memberikan kinerja yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menawarkan opsi yang layak untuk memproduksi baterai generasi berikutnya untuk elektronik konsumen dan kendaraan listrik.
Profesor Shinichi Komaba dari Universitas Sains Tokyo mengatakan nilai ini setara dengan kepadatan energi dari beberapa jenis baterai lithium-ion yang saat ini dikomersialkan. Terobosan ini juga dapat membuat baterai natrium-ion layak untuk aplikasi praktis lainnya, seperti sistem penyimpanan energi dengan jejak karbon rendah untuk pembangkit listrik tenaga surya dan angin.
RECOMMENDED ARTICLE
- Cara menggunakan mode penghemat baterai di ponsel Android
- Cara menghentikan aplikasi yang berjalan di latar belakang di ponsel Android agar tak menguras baterai
- Mengetahui Layanan Google Play dan cara mengelolanya agar tidak menguras baterai smartphone kamu
- Cara mengetahui penyebab daya baterai smartphone Android kamu sering terkuras
- Cara mengetahui apakah iPhone kamu mengisi daya dengan cepat
HOW TO
-
Cara terbaru mengaktifkan kamera laptop dan menggunakannya, ternyata gampang
-
4 Cara terbaru memindai kode QR di Windows 11, pakai aplikasi bawaan ternyata gampang
-
Cara mengembalikan ikon Wi-Fi yang hilang dari System Tray di Windows 11
-
5 Template prompt AI untuk buat poster promosi keren di Canva, sekali klik langsung jadi
-
Cara aktifkan mode khusus Android untuk orang tua, ikon aplikasi jadi besar dan gampang diakses
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini