Awas, program penyandera file susupi komputer Anda

Ilustrasi keamanan digital © 2015 Graphicworld / Shutterstock.com
Techno.id - Penjahat cyber terus berkembang dan melakukan inovasi agar upaya kejahatannya tetap membuahkan hasil. Ransomware disebutkan salah satu produk karya penjahat cyber yang sedang banyak muncul dalam variasi yang terus berubah-ubah. Alhasil, ransomware belakangan ini masih saja berhasil memakan korban tanpa disadari.
Sesuai namanya, ransomware memiliki tujuan untuk meminta tebusan dari para korban yang berhasil mereka infeksi. Biasanya penjahat akan lebih cenderung meminta tebusan dalam bentuk bitcoin yang mereka anggap sebagai alat pembayaran resmi yang sulit dideteksi.
- Cara melindungi PC Windows dari ransomware, pastikan kamu melakukan kebiasaan ini Pelaku ransomware biasanya menargetkan pengguna internet, yang dapat membahayakan data pribadi dan rahasia
- Peningkatan ransomware pada kuartal kedua 2015 kian dahsyat Dibandingkan kuartal lalu, peningkatan jumlah ransomware kini mencapai 58 persen.
- Ada malware berkedok lamaran kerja dan akan peras Anda sampai Rp9 juta Oleh Anti-Botnet Advisory Centre, ransomware itu diidentifikasi sebagai Chimera.
Sejak awal muncul di tahun 2005-2006 di Rusia, ransomware terakhir berevolusi jadi crypto-ransomware yang diklaim sebagai varian tercanggih hasil pengembangan program jahat ransomware. Cara kerjanya, program ini akan menyusup komputer korban dan mengincar semua file untuk dikunci agar tak bisa diakses korban.
Di akhir 2013 contohnya, Trend Micro berhasil memantau kemunculan crypto-ransomware bernama ‘CryptoLocker’ yang tak segan-segan untuk mengenkripsi seluruh file berharga milik pengguna, kemudian menggemboknya. Seperti varian ransomware pendahulunya, CryptoLocker juga memaksa pengguna untuk membayar tebusan dengan sejumlah uang tertentu supaya file-file penting milik pengguna tersebut dapat dibuka kembali seperti sedia kala.
“Nah, kalau file korban sudah berhasil dikunci program jahat ini maka gak ada cara untuk mengembalikannya, termasuk kalaupun kita beri tebusan uang atau bitcoin yang mereka minta sekalipun,” kata Andreas Kagawa, Country Manager Trend Micro Indonesia sewaktu dijumpai tim Techno.id.
Lebih lanjut, Andreas menyebutkan yang bisa dilakukan oleh pengguna saat ini ialah mengantisipasi dan lebih berhati-hati atas setiap email, website serta berbagai konten yang mungkin bisa disusupi para penjahat cyber. “Jangan mudah tergoda dengan berbagai email berisi penawaran menggiurkan yang tidak diharapkan, itu biasanya jebakan,” tandas Andreas.
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
-
Cara menghapus aplikasi bawaan Windows yang jarang digunakan, bisa bikin lemot jika diabaikan
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini