Akankah .com takluk oleh domain baru dan variatif, seperti .wtf?

Akankah .com takluk oleh domain baru dan variatif, seperti .wtf?

Techno.id - Ya, 2015 ini, .com sudah berkiprah selama 30 tahun. Domain terlaris di dunia ini memang disukai karena sudah sangat lekat dengan dunia internet. Namun, Dalam beberapa waktu ke depan, ada kemungkinan Anda akan jarang menemukan situs berbuntut .com lagi.

Asumsi ini bersumber dari keinginan netizen yang butuh sesuatu yang baru dan variatif untuk mendefinisikan domain-nya. Dengan ketatnya persaingan di dunia maya, kebutuhan untuk menerjemahkan identitas bisnis, personal, maupun organisasi yang lebih tepat pun meningkat. Nah, konsumen yang sudah mulai gerah itulah yang dicari perusahaan penyedia nama domain yang selama ini berada di bawah bayang-bayang Verisign dengan .com-nya, seperti Donuts.

Dalam tulisan di blog resminya, Donuts berargumen bahwa sudah saatnya netizen membutuhkan TLD yang lebih menarik dan mencerminkan konten dari situs tersebut. Donuts juga berargumen bahwa domain seperti .agency, .financial, atau .bike tampak segar dan belum menjamur penggunaannya, sehingga sangat pantas untuk proses pemantapan branding. Identitas seperti ini juga lebih menarik ketimbang .com yang sudah digunakan beramai-ramai sampai melunturkan esensi juga karakter dari pemilik situs tersebut.

Di sisi lain, .com memang harus waspada akan ancaman ini. Roland LaPlante, seorang pengamat di industri domain, mengamini bahwa domain milik Verisign ini sedang berada dalam bahaya, terutama dari segi saham. Di tahun 2007, saham yang berhasil didatangkan .com mencapai 55 persen. Namun, saat ini hanya mampu menggapai 45 persen saja.

".com memang terus tumbuh, tetapi mangsa pasar mereka juga ikut berkurang, sekitar satu poin pertahunnya," ujarnya pada TheRegister (24/1/15).

Klasemen TLD di dunia sejauh ini masih dikuasai oleh .com, meski persaingan di dalamnya kurang kompetitif. Sebagai gambaran, .com sebagai TLD terlaris di dunia memiliki lebih dari 100 juta pengguna. Sedangkan domain .tk yang membuntuti di posisi kedua hanya dipakai sekitar 20 juta orang saja. Para pelaku baru di industri domain, seperti Donuts, tentu harus bekerja ekstra keras dan sabar untuk menggeser .com dari tahtanya.

(brl/red)