E-commerce berkontribusi 70 persen terhadap pendapatan JNE

E-commerce berkontribusi 70 persen terhadap pendapatan JNE

Techno.id - Dalam dua tahun terakhir, industri dagang online alias e-commerce di Indonesia sangat marak. Para pemain e-commerce makin populer dan menjadi pilihan alternatif yang menyenangkan. Tak heran bila layanan seperti Bukalapak, Tokopedia, Blibli, Elevenia, MatahariMall, dan nama-nama lain semakin banyak digunakan oleh masyarakat.

Kepopuleran belanja online ini tentu berbading lurus dengan ekosistem yang baik pula, seperti layanan jasa pengiriman atau kurir barangnya. Salah satu pemain besar di jasa kurir ini adalah PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE). Dengan memiliki 5.000 konter di seluruh Indonesia, hampir semua pelaku e-commerce di Indonesia memanfaatkan jasa JNE untuk berkirim barang.

Singkat kata, apakah bisnis e-commerce memiliki suatu kontribusi terhadap pendapatan JNE? Berikut wawancara M Syakur Usman dari KapanLagi Network (KLN) saat menemui Mohammad Feriadi, Presiden Direktur JNE, di kawasan Tomang, Jakarta Barat.

Bagaimana perkembangan bisnis JNE, sejak pelaku e-commerce marak di Indonesia?

Perusahaan e-commerce membutuhkan jasa kurir. Ada model marketplace, yang mana penjualnya langsung mengirimkan barang melalui konter-konter JNE atau dijemput. Karena jaringan kami luas, merchant di marketplace e-commerce jadi lebih mudah bertransaksi di konter-konter JNE. Dalam kecepatan delivery, orang menjadi lebih yakin. Kami juga memiliki fasilitas monitoring posisi kiriman atau barang. Karena semua dikerjakan sendiri (dari hulu ke hilir), jadi tidak ada yang berpindah tangan.

Tahun 2015, sejak bisnis e-commerce berkembang, jumlah kiriman meningkat pesat. Dalam satu hari jumlah kiriman bisa 400.000 barang per hari atau 12 juta per tahun. Di tahun ini, kami optimis pertumbuhan bisnis kami bakal semakin laju. Dalam hal pendapatan, kami perkirakan tumbuh 30 sampai 40 persen.

Buat kami, target itu sudah terlihat melalui peluncuran layanan baru seperti aplikasi mobile MyJNE di Google Play Store. Ini kami lakukan karena akses internet kian mudah dan pengguna smartphone juga makin tinggi, sehingga transaksi jasa kurir menjadi lebih mudah.

Perlu diketahui, Indonesia jadi sasaran empuk dari produsen barang-barang yang bermain e-commerce karena pasarnya besar. Kemudian secara geografi, Indonesia negara kepulauan sehingga sangat dibutuhkan jasa kurir.

Jika secara pendapatan tumbuh hingga 40 persen, bagaimana dengan jumlah kiriman?

Saya kira jumlah kiriman juga tumbuh sama seperti pertumbuhan pendapatan.

Siapa saja pemain e-commerce yang bekerja sama dengan JNE?

Untuk pelaku e-commerce, kami ada dua kategori. Mereka adalah korporasi dan individual yang bertransaksi melalui 5.000 konter JNE di seluruh Indonesia. Sementara untuk pelanggan korporasi, seluruh pelaku e-commerce di Indonesia, bisa dikatakan menggunakan layanan kami. Itulah customers kami.

Siapa e-commerce yang memiliki billing terbesar di JNE?

Saya tidak terlalu hapal angkanya, tapi memang ada urut-urutannya. Siapa angkanya terbesar dan terkecil. Akhirnya kami melihat siapa pemain besarnya, sedang-sedang saja, dan pemain biasa-biasa saja.

Seperti apa kontribusi bisnis e-commerce terhadap bisnis JNE?

Kontribusinya lumayan signifikan. Mungkin 70 persen revenue JNE datang dari e-commerce, meski industri ini baru di Indonesia dalam 2 tahun terakhir.

Sebenarnya layanan apa yang diberikan kepada pelaku e-commerce?

Untuk pelaku e-commerce yang kami masukkan dalam kategori konsumen korporasi, kami memberikan fasilitas lebih, seperti jasa pengambilan barang, pembayaran bersifat tidak langsung tunai tapi model tagihan, kemudian mereka langsung terkoneksi dengan sistem JNE. Ini kemudahan yang kami tawarkan kepada pelanggan korporasi JNE.

(brl/red)