Akhirnya, Kemenristek akan fasilitasi uji alat terapi kanker Warsito

Akhirnya, Kemenristek akan fasilitasi uji alat terapi kanker Warsito

Techno.id - Setelah sempat diragukan khasiat dan kecanggihannya, kini alat terapi kanker yang dikembangkan oleh Warsito Purwo Taruno dikabarkan akan segera diuji di beberapa rumah sakit di Indonesia. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengatakan bakal memfasilitasi uji alat terapi kanker Electro-Capacitive Cancer Therapy temuan Warsito di 14 rumah sakit pendidikan di Indonesia.

"Kami akan fasilitasi penggunaan alat ECCT ini di RS yang bekerja sama dengan fakultas kedokteran atau RS Pendidikan di Tanah Air. Kami sudah berkoordinasi dengan RS yang bekerja sama dengan fakultas kedokteran sampai kemudian alat itu terbukti menyembuhkan pasien kanker," ujar Nasir sebagaimana dilansir oleh Antara (24/2/16).

Perlu Anda ketahui, saat ini Warsito telah melakukan kerja sama dengan Singapura terkait pemberian pelatihan-pelatihan mengenai laat ECCT itu ke sejumlah negara seperti Polandia, Amerika, dan Australia.

"Tidak masalah kerja sama dengan negara mana saja asalkan nanti peredaran alatnya Made in Indonesia," tambah Menteri Nasir.

Sebelum difasilitasi, alat terapi kanker Warsito ini dilaporkan sempat diragukan manfaat dan khasiatnya. Plt Kepala Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan Tritarayati mengatakan bahwa dari hasil evaluasi tim pengkajiyang terdiri dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan Komite Penanggulangan Kanker Nasional menunjukkan jika alat terapi kanker ECCT yang dikembangkan Warsito belum bisa disimpulkan keamanan dan manfaatnya.

Pasalnya, pengembangan teknologi alat terapi kanker Warsito tersebut memang masih kontroversial di dunia medis. Hal ini tak lepas dari sumber gelombang yang digunakan pada alat ECCT buatan Warsito.

Ya, alat ECCT buatan Warsito itu diketahui menggunakan gelombang yang tak pernah dimanfaatkan selama ini, yakni gelombang pinggiran. Gelombang pinggiran dilaporkan memiliki manfaat berkat pemanfaatan algoritma "soft-computing" jaringan sarat tiruan, termasuk untuk mematikan pertumbuhan sel kanker pada tubuh.

(brl/red)