Peneliti: Sekarang lebih baik daripada menunggu

Peneliti: Sekarang lebih baik daripada menunggu

Techno.id - Setiap orang pasti akan selalu mendambakan sebuah hubungan dengan pasangan yang dianggap paling tepat. Namun faktanya tidak ada manusia yang pernah tahu kapan dan di mana akan bertemu dengan orang tepat tersebut. Bagaimana tanggapan ilmuwan mengenai hal ini?

Tim ilmuwan evolusi mengungkapkan sebuah fakta bahwa kelangsungan hidup umat manusia telah terbantu oleh sikap manusia yang berani untuk mengambil segala resiko ketika dihadapkan dengan sebuah hubungan. Chris Adami selaku pemimpin tim penelitian mengungkapkan bahwa seiring perkembangannya, manusia modern cenderung untuk memilih 'jalan aman' ketika dihadapkan dengan sebuah pilihan dengan resiko tinggi.

Profesor mikrobiologi dari Universitas Michigan State ini melanjutkan, "Ketika manusia lebih memilih untuk menunggu seseorang yang dianggap paling tepat baginya dengan resiko lebih tinggi, maka mereka akan lebih beresiko untuk tidak pernah menikah," lanjutnya.

Untuk melihat perilaku para pengambil resiko, Chris Adami beserta tim dalam penelitiannya menggunakan metode simulasi manusia dari berbagai generasi. Penelitian ini juga didukung dengan program organisme digital untuk memastikan bahwa organisme alami manusia dapat mengambil keputusan yang nyata. Selanjutnya, tim akan menguji setiap keputusan manusia yang dapat mempengaruhi perilaku pengambilan resiko dengan angka variabel.

Hasilnya, dalam kondisi tertentu ternyata dapat mempengaruhi proses manusia dalam pengambilan keputusan. Kondisi tertentu dapat dikaitkan dengan suatu keputusan yang bersifat langka atau terjadi sekali dalam seumur hidup, seperti sebuah pernikahan. Chris Adami mengungkapkan, "Manusia mungkin dapat bertahan hingga menemukan pasangan yang cocok, namun juga beresiko untuk hidup sendiri dan tidak memiliki keturunan."

Setelah melalui proses penelitian yang panjang, hasil penelitian menyimpulkan bahwa perilaku manusia dalam menghadapi resiko sangat berkaitan dengan besar kecilnya kelompok di lingkungannya berkembang. Kelompok kecil dengan sumber daya terbatas cenderung melakukan tindakan mengambil resiko daripada kelompok besar.

Meskipun begitu, Chris Adami juga mengakui bahwa semua orang memiliki tingkat pengambilan resiko yang berbeda.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda berani untuk mengambil resiko untuk sebuah hubungan?

(brl/red)