Drone ini jadi solusi berkendara di jalanan macet

Kemacetan kian parah dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah kendaraan tetapi tidak diimbangi dengan pelebaran jalan. Jika ini dibiarkan, suatu saat nanti jalanan akan penuh sesak dengan kendaraan dan bisa jadi semua orang tak akan dapat bepergian dengan kendaraan lagi.
Melihat permasalahan seperti ini, perusahaan UAV asal Tiongkok, Ehang mengembangkan prototipe drone untuk dikendarai penumpang. Ya, drone yang dikasih nama Ehang 184 ini diklaim dapat menerbangkan seorang penumpang dengan berat badan hingga 200 Kg.
Bahkan, dengan bobot seberat itu, drone Ehang 184 diklaim dapat melaju hingga kecepatan 100 Km per jam. Drone ini juga tak membutuhkan sistem kontrol yang rumit. Jadi, ketika mengendarai drone ini, Anda tak akan menjumpai panel kontrol di dalam drone. Anda hanya disuguhi dengan tablet kecil sebagai kemudi.
Menariknya, tablet ini juga tak dipakai sebagai kontroler. Tablet ini hanya digunakan untuk menentukan tujuan lokasi pendaratan saja. Sehingga selama perjalanan, penumpang cukup duduk manis sambil menikmati pemandangan.
Dengan drone Ehang 184, diharapkan permasalahan transportasi seperti kemacetan akan segera terselesaikan, seperti yang dilaporkan oleh DigitalTrends (6/01/2016).
HOW TO
-
Cara pakai Google Maps tanpa internet, tetap bisa jalan walau koneksi hilang tak berjejak
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna