Porter incar peluang logistik korporasi di tengah kemacetan Ibukota

Ilustrasi startup © 2016 techno.id
Techno.id - Kondisi jalanan Ibukota yang kerap diwarnai macet membuat transportasi jadi salah satu masalah yang harus ditangani. Hal ini kemudian mengundang lahirnya startup transportasi untuk mengurai masalah ini, Go-Jek salah satunya.
Permasalahan kemacetan itu ternyata juga merangsang pegiat startup lainnya untuk ikut andil bagian dalam mengatasi permasalahan ini. Perusahaan rintisan bernama Porter mencoba mengambil ceruk pasar logistik kelas bisnis jadi fokus bisnisnya.
- Kembangkan bisnis, Porter siap buka peluang investasi Perkenalkan Porter, startup rintisan baru yang bergerak di layanan logistik online kelas bisnis
- Piknik di daerah, 10 ojek online lokal ini siap antar kamu ke mana aja Kemunculan ojek online tersebut menjadi salah satu bukti semangat masyarakat untuk memulai usaha baru (startup) begitu menggeliat.
- Pemerintah 'restui' Go-Jek majukan transportasi Indonesia Pemprov DKI dan Transjakarta dukung Go-Jek jadi layanan transportasi massal se-Jabodetabek
Layanan yang ditawarkan Porter ini pun mendapat sambutan yang cukup baik di dunia bisnis. Secara spesifik perusahaan ini menargetkan perusahaan yang menjalankan bisnis makanan dan minuman yang memerlukan bantuan pengantaran produk kepada konsumennya dalam waktu cepat dan aman.
Mulai beroperasi di bulan Oktober 2015, Porter mengaku telah memiliki 25 perusahaan yang terdaftar dalam list kliennya. Hal ini disampaikan langsung oleh Anthony Sadeli selaku Co-Founder dan COO Porter saat berbincang santai dengan tim Techno.id di tengah perhelatan Echelon Indonesia 2016 yang berlangsung di Balai Kartini, Jakarta.
"Kita mulai jalan di bulan Otober dengan menggarap pasar pengiriman barang buat kelas bisnis. Sekarang kita sudah punya 40 orang tenaga pengiriman barang, sehari sekarang kita bisa kirimkan sekitar 300 paket setiap hari dari konsumen yang berjumlah 25 perusahaan," tambah Anthony.
Pemilihan segmen bisnis makanan dan minuman bukan tanpa alasan, pihak perusahaan menyatakan melakukan antaran makanan dan minuman punya tingkat kesulitan lebih tinggi dari produk lainnya. Meski begitu, mereka tak menolak bila ada perusahaan dengan bidang usaha lain yang ingin memakai layanannya.
"Kita mulai dari foods and beverages karena menurut kami paling susah buat dilakukan pengirimannya. Sengaja kita mulai dari yang paling sulit supaya kurir kita terbiasa bawa yang susah, nantinya kalau mereka antar dokumen, pakaian atau barang lain bakalan lebih gampang," ujar Anthony.
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
Cara terbaru mengetahui siapa yang menggunakan WiFi kita tanpa izin dan memblokirnya
-
Cara menerjemahkan chat WhatsApp pakai AI langsung di aplikasinya, gampang dan tak ribet
-
Cara terbaru merekam layar Macbook tanpa aplikasi tambahan, ringan dan tak bikin lemot
-
Cara terbaru kalibrasi warna monitor secara manual untuk desain grafis, ternyata gampang dan mudah
-
Cara menghapus aplikasi bawaan Windows yang jarang digunakan, bisa bikin lemot jika diabaikan
TECHPEDIA
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini
-
Apa itu pindai mata dan World Coin, ternyata berbahaya bagi data pribadi pengguna
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
5 Tanggal Steam Sale paling populer yang termurah, game harga ratusan ribu bisa dapat diskon 90%
-
Intip canggihnya Galaxy S25 Edge, bodinya bakal cuma setebal biji beras?
-
Tinggal diajak ngobrol, chatbot AI punya Netflix ini bisa kasih rekomendasi film yang asyik
-
Skype berhenti beroperasi setelah lebih dari 20 tahun, ganti jadi produknya Microsoft yang satu ini