Mengenal Brainrot, fenomena media sosial yang banyak dialami Generasi Z dan Alpha

foto: techno.id/yani andriyansyah/copilot AI
Techno.id - Belakangan ini sedang ramai di media sosial mengenai istilah Brainrot. Kata Brainrot sebenarnya telah ada di internet sejak lama, tetapi dalam beberapa tahun terakhir muncul dalam budaya internet arus utama. Belakangan kata tersebut sering muncul dalam komentar di media sosial.
Brainrot sebagai istilah sebagian besar belakangan diinkubasi di TikTok. Namun istilah ini pertama kali muncul pada pertengahan hingga akhir 2000-an. Penggunaan istilah ini semakin populer selama bertahun-tahun, dan benar-benar lepas landas di media sosial TikTok belakangan ini.
-
Sebelum Facebook Ketagihan media sosial bisa dengan mudah mematikan nalar.
-
25 Bahasa gaul Gen Alpha yang viral di medsos, lengkap dengan artinya Penting untuk memahami bahasa gaul ini agar tidak ketinggalan tren
-
Mengenal penyakit baru gara-gara kecanduan internet, amnesia digital Studi ini melibatkan lebih dari 6.000 orang dewasa di seluruh Eropa dan telah menemukan hasil bahwa kebanyakan orang menderita digital amnesia.
Istilah brainrot memiliki beberapa konotasi. Namun yang paling umum istilah ini menggambarkan mengenai seseorang yang merasa kelelahan atau kebingungan akibat terlalu banyak terpapar informasi yang tidak relevan atau merugikan. Istilah ini seringkali mengungkapkan kekhawatiran tentang bagaimana media sosial membuat pengguna menjadi kurang cerdas atau memengaruhi kualitas mental mereka. Istilah Brainrot sering diidentikkan pada Generasi Z dan Alpha.
Meskipun Brainrot tidak dianggap sebagai kondisi medis, namun sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai efek pada otak. Sebut saja penurunan fokus, memori, pemikiran kritis, dan penurunan terhadap pemecahan masalah.
Jadi bisa dikatakan Brainrot ini adalah istilah untuk menggambarkan sesorang yang merasa kebingungan akibat terpapar informasi melalui media sosial yang mana hal ini dapat menyebabkan pikirannya menjadi terganggu. Brainrot juga kerap diidentikkan dengan konten apa pun yang secara obsesif tidak memiliki nilai artistik atau edukasi.
Seperti tren budaya viral di media sosial, konten Brainrot akan meninggalkan jejak abadi pada bahasa kita di masa depan. Istilah dan fenomena ini seperti disebutkan di atas, sebagian besar dikaitkan dengan Generasi Z dan Alpha. Tetapi sejatinya, generasi mana pun dapat tersedot ke dalam lubang kelinci yang menjadi brainrot.
RECOMMENDED ARTICLE
- Instagram luncurkan platform akun remaja dengan lebih banyak perlindungan
- Facebook dan Instagram akan menyembunyikan label gambar yang diedit AI, ini alasannya
- 10 Trik WhatsApp yang wajib diketahui untuk memaksimalkan pesan
- Fitur baru TikTok ini akan membantu kamu mengelola FYP, begini cara menggunakannya
- WhatsApp sedang mengerjakan fitur mode obrolan suara, jadi nggak usah repot lagi menulis teks
HOW TO
-
10 Tips mengamankan akun WhatsApp, jangan sampai dibobol orang tak bertanggung jawab
-
10 Alasan update software di iPhone sangat penting, ini caranya biar hemat kuota
-
10 Tips mengganti password bank yang aman dan sulit dibobol
-
10 Langkah mudah membersihkan AirPods dan waktu perawatannya
-
10 Trik ampuh mendinginkan laptop yang overheat, ternyata gampang
TECHPEDIA
-
Israel pakai spyware serang WhatsApp, targetkan lebih dari 100 jurnalis dan aktivitis
-
Google Doodle rayakan tahun ular dengan permainan klasik tempo dulu, kamu pasti pernah main
-
Iphone 5 sampai 6 bakal nggak bisa pakai WhatsApp, kok bisa?
-
Peneliti ungkap teknologi baterai baru, diklaim bisa tahan 30 tahun!
-
Pangsa pasar fitur search Google turun di bawah 90 persen, apa dampaknya?
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
Israel pakai spyware serang WhatsApp, targetkan lebih dari 100 jurnalis dan aktivitis
-
Google Doodle rayakan tahun ular dengan permainan klasik tempo dulu, kamu pasti pernah main
-
Iphone 5 sampai 6 bakal nggak bisa pakai WhatsApp, kok bisa?
-
Peneliti ungkap teknologi baterai baru, diklaim bisa tahan 30 tahun!