Lahan 'empuk' bisnis IoT sayang dilewatkan

Ilustrasi Internet of Things © 2015 weedezign/ Shutterstock.com
Techno.id - Dikabarkan jika pebisnis Internet of Things (IoT) dan Machine to Machine (M2M) di seluruh kawasan Asia Tenggara, saat ini sedang berkumpul di Jakarta membahas peluang dan tantangan IoT maupun M2M di Indonesia dan Asia Tenggara.
Dilansir oleh Merdeka.com (25/08/15), Menurut International Data Corporation (IDC), IoT di Asia Pasifik tidak termasuk Jepang, diproyeksikan akan bertambah dari 3,1 miliar perangkat menjadi 8,6 miliar perangkat. Selain itu, pertumbuhan pasar dari USD 250 miliar menjadi USD 583 miliar pada periode 2015-2020.
-
Tiga hal ini yang harus dipersiapkan Indonesia untuk IoT Pada dasarnya IoT merupakan konsep mengenai penggunaan internet yang diimplementasikan dalam berbagai sisi kehidupan.
-
Sistem IOT terbaru Cisco hadirkan fondasi untuk transformasi industri Di era digitalisasi seperti saat ini, tentu saja hal ini bisa sangat membantu produktivitas orang banyak, apalagi untuk dunia indsutri.
-
Digitalisasi beri peluang industri di Asia Tenggara untuk lebih maju Salah satu proyek pilot di bidang industri pertanian di Indonesia.
"Jumlah seluruh populasi di Asia Tenggara itu lebih dari 620 juta jiwa, disertai pertumbuhan jumlah konsumen, perbaikan infrastruktur komunikasi dan padatnya jumlah penduduk, Asia Tenggara akan memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan. Dan Indonesia akan jadi pemeran utama dalam pertumbuhan terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk terbanyak ke empat dunia," ujar Direktur Pelaksana Asia IoT Business Platform, Zaf Coelho, dikutip dari Merdeka.com.
Ia juga melanjutkan, Indonesia menawarkan peluang yang potensial dalam skala penggunaan solusi IoT/M2M. Misalnya saja, Peugeot Citroen akan membahas potensi mobil pintar yang memiliki koneksi.
Sementara itu, Trafiksverket akan membicarakan mengenai manajemen IoT untuk sistem penggunaan jalan untuk memerangi kemacetan lalu lintas.
Zaf pun tak mau berspekulasi ketika ditanya kapan Indonesia bisa menggunakan IoT secara maksimal. Pasalnya, cepat atau tidak pengembangan IoT tergantung dari pemerintah itu sendiri.
"Kalau di Singapura itu pemerintahnya dorong baru industri ikut. Di Indonesia, justru industrinya dorong tapi pemerintah belum. Tapi, keberadaan pemerintah dengan regulasinya juga perlu untuk memberikan keamanan bagi investor," katanya.
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
5 Langkah praktis menggunakan ChatGPT di HP untuk tugas sekolah, sekali klik langsung selesai
-
10 Panduan kombinasi password terkuat ini dijamin bikin hacker pusing tujuh keliling
-
10 Tips mengamankan akun WhatsApp, jangan sampai dibobol orang tak bertanggung jawab
-
10 Alasan update software di iPhone sangat penting, ini caranya biar hemat kuota
-
10 Tips mengganti password bank yang aman dan sulit dibobol
TECHPEDIA
-
Israel pakai spyware serang WhatsApp, targetkan lebih dari 100 jurnalis dan aktivitis
-
Google Doodle rayakan tahun ular dengan permainan klasik tempo dulu, kamu pasti pernah main
-
Iphone 5 sampai 6 bakal nggak bisa pakai WhatsApp, kok bisa?
-
Peneliti ungkap teknologi baterai baru, diklaim bisa tahan 30 tahun!
-
Pangsa pasar fitur search Google turun di bawah 90 persen, apa dampaknya?
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
Bocoran Smartphone Samsung layar lipat tiga, dari HP kecil jadi tablet layar lebar
-
Israel pakai spyware serang WhatsApp, targetkan lebih dari 100 jurnalis dan aktivitis
-
Google Doodle rayakan tahun ular dengan permainan klasik tempo dulu, kamu pasti pernah main
-
Iphone 5 sampai 6 bakal nggak bisa pakai WhatsApp, kok bisa?