Bahasa dan hilangnya banyak kata

Techno.id - Pernah terpikir siapa yang menemukan bahasa yang ada di dunia? jawabannya, tidak ada. Bahasa terus berkembang seperti organisme biologis.
Pertanyaan seperti di atas pernah dibahas dan dianalisa dalam metode teoretis, tetapi ada penjelasan lain yang membedakan di antaranya. Seperti yang dilansir oleh LiveSciense.com (24/02/15), Para ahli dibentuk untuk melakukan penelitian, bagaimana bahasa bisa berubah saat berada dalam lingkungan yang berbeda. Sehingga, Hasilnya akan bisa memberikan petunjuk tentang mekanisme dasar yang menyusun bahasa.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji seberapa besar populasi penutur bahasa dan mempengaruhi perkembangan bahasa itu sendiri. Bahasa banyak kehilangan kata-kata lama dan mendapatkan kata-kata baru setiap saat, apakah itu terjadi lebih cepat atau lebih lambat saat penutur salah satu bahasa memiliki populasi yang besar?
Ide-ide ini cukup sulit untuk dilakukan karena ketidakjelasan yang dipelajari dari data statistik dengan membandingkan dua bahasa terkait satu sama lain. Sehingga, para peneliti mengatasi masalah ini dengan memilih bahasa Polinesia dengan alasan karena berhubungan dekat. Selain karena berhubungan dekat, kelompok bahasa ini menjadi pilihan ideal karena sejarah bahasa dan sejarah penuturnya telah didefinisikan dengan baik oleh arkeologi.
Penelitian ini difokuskan pada kata dasar yang berasal dari asal yang sama (sanak) pada seluruh bahasa Polinesia, Seperti "night" Inggris dan "nacht" Jerman, keduanya memiliki arti sama. Sanak tidak harus memiliki makna yang sama, kadang terdengar sama tapi berbeda makna, seperti "raisin" Inggris dan "raisin" Perancis (yang berarti anggur).
Setelah semua yang dilakukan, Populasi yang besar lebih banyak melakukan inovasi, karena banyaknya penutur yang banyak menghasilkan kata-kata. Namun populasi yang lebih kecil memperoleh kata-kata lebih cepat karena jumlah yang kecil ini memudahkan mendapatkan kata baru dan mudah untuk menyebarkannya ke seluruh populasi.
Populasi kecil lebih mungkin kehilangan kata-kata mereka lebih cepat, karena mereka lebih rentan terhadap tendensi yang tidak teratur. Sedangkan populasi yang lebih besar kehilangan kata-kata lebih cepat, karena mereka mudah menyederhanakan kata-kata dari bahasa mereka, dan menyingkirkan kata tidak berguna dan berlebihan.
RECOMMENDED ARTICLE
- "Heart on a chip" siap gantikan peran hewan pada penelitian
- Ternyata ikan hiu dapat dihipnotis layaknya manusia
- Ilmuwan Tiongkok kembangkan komponen logam cair ala Terminator
- Seperti ini cara ilmuwan mengetahui manuver kumbang saat terbang
- Di masa depan, kecoak bisa digunakan untuk mencari korban bencana
HOW TO
-
Cara menjalankan aplikasi dan game Windows di Android menggunakan Winlator terbaru di 2025
-
Cara record Zoom di laptop dan MacBook yang simpel dan mudah, sekaligus trik merangkum meeting pakai A
-
5 Langkah preventif merawat baterai HP di tengah musim pancaroba 2025, ternyata ini yang bikin rusak
-
Cara mengetahui dan memeriksa jumlah siklus baterai iPhone terbaru 2025, ini 5 langkah merawatnya
-
Cara menghentikan baterai laptop agar tidak terisi daya di atas 80% di Windows 11, ini alasannya
TECHPEDIA
-
Ini sejarah dan kegunaan teks viral "Lorem Ipsum" di tugu IKN, sudah ada sejak abad ke 16
-
Penjelasan mengapa port USB punya banyak warna, format terbaru di 2025 punya kecepatan 80 Gbps
-
10 Cara download gambar di Pinterest kualitas HD, cepat dan mudah dicoba
-
Cara download game PS2 dan PS3 di laptop dan HP, bisa main berdua
-
10 Fitur canggih iPhone 16E, bakal jadi HP Apple termurah di bawah Rp 10 juta?
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
Ini sejarah dan kegunaan teks viral "Lorem Ipsum" di tugu IKN, sudah ada sejak abad ke 16
-
Penjelasan mengapa port USB punya banyak warna, format terbaru di 2025 punya kecepatan 80 Gbps
-
10 Cara download gambar di Pinterest kualitas HD, cepat dan mudah dicoba
-
Cara download game PS2 dan PS3 di laptop dan HP, bisa main berdua