Teknologi Indonesia jadi harapan baru terapi kanker dunia

Teknologi Indonesia jadi harapan baru terapi kanker dunia

Techno.id - Kanker hingga saat ini masih menjadi penyakit mematikan di seluruh dunia. Angka kasus penyakit kanker menurut organisasi kesehatan dunia, WHO akan meningkat secara signifikan menjadi 22 juta di tahun 2030 mendatang dari angka 14 juta pada tahun 2012 lalu.

Banyak penelitian dilakukan oleh para praktisi kesehatan dan ilmuwan untuk menekan jumlah penderita kanker ataupun pengobatan kanker yang lebih efektif. Sebuah metode penanganan kanker yang lahir di Indonesia berhasil menjadi daya tarik kuat dan mengundang decak kagum di tengah Kongres ke-10 International Society for Medical Laser Applications(ISLA) di Beverungen, Jerman

Metode baru yang dinamai Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT) dikembangkan oleh C-Tech Labs yang dipakai untuk menangani kanker pertama di dunia. ECCT yang ditemukan Dr. Warsito P. Taruno, Direktur CTech Labs menggunakan sumber gelombang listrik yang berenergi rendah (kurang dari 30 Watt) dalam menangani sel kanker yang ada di tubuh pasien.

Atas catatan keberhasilan yang diraih CTech Labs Warsito pun diberi kesempatan menjadi pemateri kuliah umum pada Kongres ISLA. Pada kesempata itu ia mempresentasikan makalahnya yang berjudul: Terapi Kanker Payudara Stadium 4 yang sudah menyebar ke paru-paru, liver, tulang dan otak dengan ECCT.

Hasil yang dipresentasikan Warsito mengundang rasa 'ketidakpercayaan' yang luar-biasa di antara kurang lebih 150 peserta kongres dari seluruh dunia. ECCT membuat mereka terperangah di tengah upaya mereka yang notabene berada di garis terdepan dalam menemukan apa yang disebut Steven Liu, Presiden American Society for Laser Accupunture Therapy sebagai magic bullet untuk berperang menghadapi kanker.

Dibanding dengan fakta tentang kanker dan teknologi pengobatan yang ada di dunia saatini, hasil yang dipresentasikan Warsito menggunakan teknologi ECCT bisa dibilang sangat fantastis. Puluhan kasus stadium final yang dipresentasikannya mengalami perbaikan secara drastis dari kondisi yang tadinya sudah tidak mampu bangun dari tempat tidur hingga mampu beraktifitas secara normal kembali.

Kemampuan pengobatan yang dihasilkan metode ECCT tersebut diharapkan mengubah terminologi sembuh dari kanker menurut industri farmasi yakni bisa bertahan lebih dari 5 tahun sejak pertama didiagnosa kanker menjadi sembuh total. Hal itu disebabkan terminologi yanga ada di industri farmasi dianggap hanya memandang bertahan hidup tanpa menghiraukan kondisi kualitas hidup yang berat akibat proses pengobatan dan karena penyakit kankernya sendiri.

Dr. Mikhael Weber, Presiden ISLA yang juga penemu metode Low Level Laser Therapy (LLLT) untuk terapi kanker dan Weber Laser yang sudah banyak dipakai di dunia, termasuk Indonesia sangat terkesan dengan hasil yang dicapai dengan ECCT. Ilmuwan yang pernah menyambangi markas CTech Labs di Tangerang itu pun menandatangani perjanjian kerjasamaantara C-Tech Labs dan Medical Systems, perusahaan milik Weber.

Perjanjian itu dilakukan guna memanfaatkan teknologi ECCT untuk terapi kanker di Jerman dan seluruh jaringan klinik Medical Systems di dunia. ECCT yang merupakan produk karya anak bangsa tersebut digadang-gadang bakalan menjadi metode baru yang memberi semangat bagi para penderita kanker di seluruh dunia agar kembali sembuh dan menjalani hidup normal.

(brl/red)