Ponsel lipat: barang "masa depan" yang mulai raib ditelan zaman

Ponsel lipat: barang "masa depan" yang mulai raib ditelan zaman

Techno.id - Star Trek mungkin pernah menjadi bagian dari hidup banyak orang. Ya, kisah fiksi ilmiah yang sangat tenar di tahun 1960-an itu sukses membuai penikmatnya dengan gambaran akan kedigdayaan masyarakat masa depan di dunia teknologi dan ilmu pengetahuan. Namun, apa yang sudah diramalkan di serial Star Trek tak sepenuhnya berhasil dan layak untuk terus dikembangkan di masa mendatang. Tengok saja nasib ponsel lipat kini.

Membahas soal inovasi ponsel lipat tidak bisa dipisahkan dari pembuat sejarahnya, yakni Motorola. Vendor asal Amerika Serikat itu sempat membuat gebrakan besar dalam industri teknologi saat meluncurkan ponsel bermodel flip pertama sepanjang sejarah. Dengan balutan warna hitam yang manis dan elegan, ponsel yang dinamai StarTAC itu langsung merebut perhatian pasar dunia. Terbukti, ada sekitar 60 juta unit StarTAC yang laku terjual.

Ponsel yang diluncurkan di awal tahun 1996 itu nyatanya tak hanya menarik dari sisi modelnya saja. Dengan bobot 87 gram, StarTAC juga sempat mencatatkan rekor sebagai ponsel paling mungil dan ringan di masanya. Selain bisa difungsikan untuk menelepon, fitur StarTAC terbukti sudah cukup canggih di masanya. Ponsel yang dulu harganya menginjak Rp12 juta itu bisa digunakan juga untuk mengirim dan menerima pesan singkat (SMS). Selain itu, StarTAC adalah ponsel pertama yang memperkenalkan tanda getar sebagai alternatif nada dering.

Kesuksesan StarTAC ternyata bersumber dari inisiatif Motorola untuk meniru salah satu teknologi yang dipertontonkan di film Star Trek di era 1970-an. Hal tersebut juga diakui sendiri oleh Motorola. Bahkan, kata "Star" di StarTAC diambil dari Star Trek dan didedikasikan khusus untuk film fiksi ilmiah tersebut.

Beberapa tahun setelahnya, banyak vendor yang mulai berlomba-lomba untuk menyajikan ponsel lipat pada konsumennya. Produsen kelas atas, seperti Nokia dan Ericsson, turut memeriahkan persaingan dengan deretan ponsel lipatnya.

Sayangnya, saat menginjak tahun 2009, popularitas ponsel lipat yang juga lazim disebut dengan clamshell itu mulai meredup. Penyebabnya antara lain munculnya produk baru yang bernama smartphone, dengan tampilan baru yang lebih menggoda ketimbang ponsel lipat. Namun, tahun 2014, beberapa selebriti seperti Rihanna dan Anna Wintour kembali mengajukan ponsel lipat sebagai alternatif teknologi untuk masyarakat dunia. Selain karena ponsel pintar memiliki bobot yang lebih ringan dan nyaman disimpan di kantong, flip phone juga bisa mengurangi kemungkinan dibobolnya data pribadi seseorang lewat koneksi internet.

(brl/red)