5 Cara yang benar menangani baterai dan pengisi daya ponsel, biar tak cepat rusak

5 Cara yang benar menangani baterai dan pengisi daya ponsel, biar tak cepat rusak

Techno.id - Baterai ponsel adalah salah satu bagian terpenting dari perangkat. Tak heran jika banyak pengguna yang merasa emas ketika baterai mereka lemah.

Selain itu, baterai ponsel seperti halnya gadget elektronik lainnya akan menurun kualitasnya jika tidak digunakan dengan benar. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu kamu menangani baterai ponsel dengan lebih baik serta pengisi dayanya.

1. Mengisi daya dengan hati-hati

5 Cara yang benar menangani baterai dan pengisi daya ponsel, biar tak cepat rusak foto: freepik/tapati2528

Sudah ada peringatan bahwa membiarkan ponsel terisi penuh dan mengisi daya setiap saat akan memengaruhi masa pakai baterai. Namun, hal ini hanya berlaku untuk perangkat yang menggunakan baterai nikel-kadmium (Ni-Cd).

Sekarang seluruh smartphone menggunakan baterai Lithium-ion (Li-ion). Tindakan pencegahan untuk baterai Li-ion adalah kebalikan dari baterai Ni-Cd. Jangan mengisi daya baterai secara berlebihan dan juga jangan mengisi daya dan mengosongkan baterai secara berlebihan setiap saat.

Masa pakai baterai Li-ion terkait dengan siklus pengisian daya. Setiap kali daya terkuras dari 100% ke 0%, satu siklus tercapai. Semakin banyak siklus, semakin banyak penurunan masa pakai baterai.

Yang harus dilakukan pengguna adalah jangan pernah membiarkan baterai terkuras hingga 0% sebelum mengisinya kembali. Dengan cara ini, hentikan siklusnya dan hemat masa pakai baterai.

2. Colokkan pengisi daya dengan benar

5 Cara yang benar menangani baterai dan pengisi daya ponsel, biar tak cepat rusak foto: freepik/vlarvix

Banyak pengguna ponsel percaya bahwa tidak ada cara khusus untuk mencolokkan pengisi daya ke ponsel dan kemudian ke sumber listrik. Sebenarnya ada, jika kamu ingin melindungi masa pakai baterai ponsel.

Cara yang benar, pertama colokkan pengisi daya ke sumber daya terlebih dahulu sebelum memasukkan kabel ke dalam ponsel. Alasannya, tegangan yang digunakan di sebagian besar wilayah di dunia adalah 110/120V atau 220/230V.

Namun demikian, tegangan pengisi daya ponsel sering kali berada dalam kisaran 5V. Ketika mengisi daya ponsel, pengisi daya akan mengubah arus tegangan tinggi menjadi DC tegangan rendah melalui transformator, lalu mengirimkannya ke ponsel.

Jika pengisi daya sudah terhubung ke ponsel dan kemudian dicolokkan ke catu daya (stopkontak), pengisi daya dapat kehilangan kemampuannya untuk menyesuaikan diri, sehingga mengeluarkan tegangan lonjakan. Meskipun waktu yang diperlukan untuk terjadinya lonjakan hanya sepersejuta detik, namun hal ini dapat menyebabkan banyak kerusakan pada baterai ponsel dalam waktu yang lama.

Apabila pengisi daya dicolokkan terlebih dulu, kemudian ponsel dihubungkan, situasi semacam ini hampir tidak akan pernah terjadi, kecuali arusnya tidak stabil.

3. Cabut ponsel dengan benar

5 Cara yang benar menangani baterai dan pengisi daya ponsel, biar tak cepat rusak foto: feepikcontributorthailand

Setelah mengisi daya, mana yang harus dicabut terlebih dulu, ponsel atau pengisi daya? Pengguna harus mencabut ponsel terlebih dahulu, karena pada saat pengisi daya dicabut, arus sesaat yang berlawanan juga akan dihasilkan. Hal ini akan mempercepat penuaan baterai.

Prinsipnya memang tampak rumit, tetapi tidak sulit untuk mengingat urutan yang benar dalam mencolokkan dan mencabutnya. Kamu bisa mencoba memperlakukan pengisi daya, kabel pengisian daya dan soket sebagai satu kesatuan. Saat mengisi daya, ponsel terpasang, dan saat terisi penuh, ponsel dilepaskan. Operasi ini jauh lebih aman.

(brl/red)