Pasar Indonesia tertinggal dari Malaysia dan Thailand

Pasar Indonesia tertinggal dari Malaysia dan Thailand

Techno.id - Indonesia merupakan negara yang strategis di kawasan Asia Tenggara. Dengan populasi lebih dari 250 juta jiwa atau sekitar 40% dari total populasi Asia Tenggara, Indonesia merupakan pasar yang menarik bagi perusahaan yang memang fokus menggarap kawasan Asia Tenggara.

Salah satu perusahaan itu adalah iCar Asia Limited, yang terdaftar di Bursa Efek Australia. Perusahaan ini fokus mengembangkan portal otomotif, khususnya portal jual-beli mobil baru dan bekas di Asia Tenggara. Saat ini iCar Asia sudah hadir di Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Berdasarkan situs perusahaan, pada 2015 iCar Asia mencatat revenue US$ 6,28 juta, naik 123% dari tahun sebelumnya.

Sejak 2012, iCar Asia masuk ke Indonesia lewat portal mobil123.com. Saat ini mobil123 memiliki kantor di Jakarta, Bandung, dan Surabaya dengan sumber daya manusia 88 orang. Untuk mengetahui perkembangan bisnisnya di Indonesia hingga saat ini, M. Syakur Usman dan M. Lutfhi Rahman dari KapanLagi Network (KLN) mewawancarai PC Gan, General Manager Indonesia di kantornya di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, baru-baru ini. Berikut petikannya:

Apa alasan iCar Asia masuk ke Indonesia?

iCar Asia berasal dari Australia, dengan fokus mengembangkan portal otomotif jual-beli mobil, karena kami memiliki teknologinya. Pertama kali masuk ke pasar Asia Tenggara dengan mengakuisisi portal Carlist.my di Malaysia, kemudian Thaicar.com di Thailand, dan terakhir mobil123.com di Indonesia. Kami fokus ke portal jual-beli mobil dengan tujuan ingin mengubah cara orang menjual dan membeli mobil di Asia Tenggara.

Pasar Indonesia sendiri luas, tapi tidak mature seperti pasar Malaysia dan Thailand. Di Malaysia orang membayar uang muka 10% dengan suku bunga kredit 5%, sedangkan di Indonesia uang mukanya lebih besar dengan suku bunga 17%, tapi tidak membuat orang Indonesia stop membeli mobil. Di Indonesia pasar mobil bekas besar sekali. Namun pada tahun ini, kami juga fokus ke pasar mobil murah atau LCGC dan mobil baru.

Bagaimana perkembangan bisnis di Indonesia?

Pada 2012, saat akuisisi mobil123.com, kami fokus mengajak semua dealer mobil bekas masuk ke portal mobil123. Setahun berikutnya, kami fokus ke kualitas dealer dan layanan. Kemudian pada 2014, kami membuat aplikasi bagi dealer untuk mengubah cara penjualan dealer, karena masih banyak yang menggunakan iklan di koran untuk menjual mobilnya. Kami ingin mengubah cara penjualan itu.

Aplikasi ini juga bisa mengelola inventori dan agen penjualan. Aplikasi itu juga bisa mengetahui berapa banyak telepon dari calon pembeli ke agen/dealer. Sistem ini bisa memonitor kinerja dealership, seperti berapa pengunjung yang melihat iklannya, berapa yang meng-klik, dan berapa panggilan telepon ke dealer.

Pada 2015, kami fokus ke pembeli karena kami sudah melakukan edukasi di 2014. Kami ingin mengatakan kepada konsumen, portal kami adalah portal jual-beli mobil tepercaya sekarang, karena kami melakukan proses verifikasi. Ini situs tepercaya.

Dari tiga negara; Malaysia, Thailand, dan Indonesia, total trafik kami mencapai 7-9 juta per bulan. Berdasarkan populasi, Indonesia sangat besar jika dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand. Dengan penetrasi internet 35%-40%, kelihatannya besar. Namun, meski besar, populasi Indonesia kebanyakan di Jawa. Lebih spesifik lagi, kawasan Jabodetabek. Bahkan di luar kawasan itu atau di pinggir Jabodetabek, banyak dealer mobil masih menggunakan iklan baris di koran ketimbang di media digital/internet atau old school.

Apa perbedaan antara bisnis Anda di Indonesia dan Malaysia serta Thailand?

Di Malaysia dan Thailand, dealernya memang masih old school, tapi pengetahuannya terhadap internet lebih maju 3-4 tahun dibandingkan dealer di Indonesia. Maka itu, tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang, banyak investasi masuk ke Indonesia, seperti Malaysia lima tahun lalu. Banyak orang ke Indonesia sebab potensi pertumbuhannya tinggi.

(brl/red)