Pencetus ChatGPT peringatkan soal bahaya AI, perlu adanya regulasi

Advertisement

Sam Altman Pencetus ChatGPT

Melalui tweet-Nya, Altman menjelaskan transisi ke masa depan yang dibarengi dengan teknologi AI dapat berlangsung cepat, dan sebagian besar akan berdampak ke arah positif. Ia menggambarkan melalui transisi dari dunia tanpa smartphone ke dunia pasca smartphone.

Menurutnya AI bakal terus membantu dalam beraneka kegiatan, misalnya membuat orang lebih produktif, lebih sehat, lebih pintar, dan lebih terhibur melalui bermacam implementasi kecerdasan buatan atau AI.

"Transisi semacam ini sebagian besar adalah baik dan bisa berlangsung dengan cepat, contoh terbaru adalah transisi dari dunia pra smartphone ke dunia pasca smartphone. Namun akan ada godaan membuatnya (diterapkan) super cepat, yang adalah menakutkan. Masyarakat butuh waktu untuk beradaptasi dengan sesuatu yang sungguh besar," tulisnya.

foto: Openai.com

Kendati demikian, Altman mengaku bahwa dibutuhkan waktu bagi pemerintah maupun stakeholders terkait untuk membuat regulasi terkait AI. Tujuan dari adanya regulasi agar AI tidak disalahkan gunakan oleh pihak tak bertanggung jawab. Bahkan perlu adanya kajian mendalam tentang apa yang harus dilakukan, meski itu membutuhkan waktu lama.

"Kita butuh cukup waktu bagi institusi untuk mencari apa yang mesti dilakukan. Regulasi akan penting. Meski tool AI generasi saat ini tidak begitu menakutkan, saya pikir kita tidak begitu jauh dari yang menyeramkan," lanjut pria berusia 37 tahun itu.

Melansir dari hasil wawancaranya dengan Forbes, Altman menyatakan pengendalian AI harus dilaksanakan oleh perusahaan pembuatnya dan para pengguna. Terlebih perusahaan dapat memberikan langkah pencegahan, agar dampak negatif dari adanya AI teratasi. Apalagi akan ada AI open source, yang menghasilkan efek bagus dan buruk.

Advertisement


(brl/guf)