10 Perangkat teknologi lawas yang tidak akan pernah dipelajari Gen-Z

Advertisement

Techno.id - Generasi Z (Gen-Z) sangat beruntung karena tumbuh di era kemajuan teknologi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kini mereka difasilitasi ponsel pintar, internet berkecepatan tinggi, video-on-demand, dan realitas virtual. Intinya, generasi mereka siap untuk membentuk masa depan teknologi dengan cara yang tak terbayangkan sebelumnya.

Meski begitu tetap menarik untuk membicarakan perangkat teknologi lawas yang digunakan generasi sebelumnya yang tidak pernah dirasakan Generasi Z. Berikut 10 perangkat teknologi jadul yang sebagian besar anak-anak Gen-Z tidak akan pernah belajar menggunakannya.

1. VHS dan VCR

foto: ebay

Generasi Z tidak akan pernah tahu bagaimana rumitnya untuk menonton sebuah film dari VHS (Video Home System) dengan menggunakan videocassette recorder (VCR). Di era 1980-1990-an, perangkat VCR tergolong barang mewah. Tidak semua orang bisa memilikinya karena harganya yang cukup mahal.

Selain itu harga untuk satu film yang direkam di dalam VHS juga terbilang mahal. Untuk menyiasatinya, pengguna biasanya mendatangi tempat penyewaan film dengan batas waktu peminjaman yang ditentukan.       

Ketika itu, kaset VHS adalah cara utama untuk menikmati film di rumah. Kaset VHS yang berbentuk seperti batu bata berisi pita magnetik yang menyimpan film. Pengguna harus berhati-hati dengan kasetnya, karena jika rusak, maka garis putih akan muncul dalam film tersebut.

2. Telepon putar

foto: unsplash/wesley hilario

Beberapa orang mungkin tumbuh dengan telepon putar sebelum munculnya telepon yang dioperasikan dengan tombol. Dibutuhkan kesabaran untuk menggunakan telepon putar ini. Karena untuk menghubungi seseorang, pengguna harus memutar piringan berlubang sesuai dengan nomor tujuan.

Berbeda dengan telepon tombol yang lebih cepat untuk memilih nomor tujuan. Bahkan telepon tombol yang disebut sebagai telepon dengan nada sentuh, menawarkan kemampuan panggilan yang lebih cepat dan fitur-fitur canggih seperti mute, tahan, dan panggil ulang.

3. Disket

foto: unsplash/fredy jacob

Gen-Z kemungkinan besar tidak tahu yang namanya floppy disk 3,5 inci. Disket ini berfungsi sebagai media penyimpanan data utama sebelum munculnya drive USB dan penyimpanan cloud.

Ukuran penyimpanan ini sangat kecil dibanding dengan standar penyimpanan data saat ini. Disket standar 3,5 inci hanya menyimpan data sebesar 1,44 MB. Jika kamu perlu memindahkan ukuran file yang lebih besar dari 1,44 MB, maka dibutuhkan beberapa disket. Misalnya, video game “Doom” yang berukuran 2,39 MB, maka dibutuhkan dua disket untuk menginstalnya.

Bayangkan jika untuk menyimpan file maksimum sebuah video TikTok yang dapat mencapai 278,6 MB. Maka untuk satu video TikTok saja, kamu memerlukan 194 floppy disk 3,5 inci, yang mengharuskan proses pemuatan ulang disk drive sebanyak 194 kali.

4. Modem dial-up dan analog

foto: indiamart

Gen-Z tidak akan pernah mengenali suara internet dial-up atau mengetahui betapa sulitnya mencoba menggunakan telepon ketika seseorang di rumah terhubung ke internet. Kecepatan dial-up standar hanya 56 kbps, membuat tugas-tugas yang kita anggap remeh saat ini menjadi sangat lambat.

Karena itu situs web di masa lalu jauh lebih sederhana yang biasanya terdiri dari beberapa gambar dan hyperlink. Untuk melihat sekilas situs web yang dirancang untuk kecepatan dial-up, pengguna dapat mengunjungi situs web “Space Jam” yang telah menjadi peninggalan sejarah internet.

5. Kaset dan pemutar CD

foto: unsplash/tobias tullius

Kaset banyak digunakan sebelum munculnya CD dan pemutar MP3 untuk mendengarkan musik. Tumbuh dengan musik digital, Gen Z mungkin merasa bingung untuk memahami konsep memutar ulang kaset untuk mendengar ulang sebuah lagu.

Di dalam kaset, pita magnetik menyimpan semua data musik. Ukuran kaset yang paling umum adalah 60, 90, dan 120 menit, dengan satu sisi kaset menyimpan setengah dari data dan sisi lainnya berisi bagian yang tersisa.

Pita kaset terkenal mudah rusak dan mengalami masalah dengan pita magnetik yang menumpuk atau terlepas. Nah di sini dikenal metode yang saat itu popular, “trik pensil” di mana seseorang akan menggunakan pensil untuk menggulung kaset secara manual kembali ke tempatnya.

Posisi kaset belakangan digantikan CD sebelum akhirnya muncul pemutar MP3. Kini setelah muncul smartphone, semua teknologi tersebut menjadi usang.

 

Advertisement


(brl/red)