Suriah gabung perjanjian soal pemanasan global, AS jadi satu-satunya yang 'cabut'
Suriah gabung perjanjian soal pemanasan global, AS jadi satu-satunya yang 'cabut'

Techno.id - Pada Rabu (7/11) lalu, Suriah mengumumkan bahwa negara yang sedang dilanda perang tersebut akan menandatangani Perjanjian Paris. Perjanjian Paris adalah kesepakatan lebih dari 200 negara di dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca guna memerangi pemanasan global.
Sebelum Suriah, Nikaragua juga bulan lalu bersepakat untuk menandatangani Perjanjian Paris.
Hal ini membuat Amerika Serikat jadi satu-satunya negara yang tidak ikut dalam Perjanjian Paris. Hal ini terjadi pasca Amerika Serikat lewat sang Presiden, Donald Trump, pada Juni lalu mengejutkan dunia karena keluar dari perjanjian Paris yang pada 2015 lalu ditanda-tangani oleh Presiden Obama.
Para ilmuwan menyebut bahwa perubahan iklim akan makin maksimal pasca keluarnya Amerika Serikat dari perjanjian ini. Pasalnya, Amerika Serikat adalah negara dengan industri konvensional tertinggi, yang 'membakar' banyak sekali energi yang menghasilkan emisi global yang juga tinggi.
Trump sendiri menganggap perjanjian tersebut merugikan Amerika Serikat pasalnya banyak pekerjaan yang hilang. Tentu saja, pekerjaan di tambang-tambang sumber energi konvensional telah hilang karena tujuan untuk melawan pemanasan global. Selain itu, kini teknologi sudah menggunakan energi yang dapat diperbarui seperti solar dan angin.
Suriah sendiri sebelumnya tidak terlibat di Perjanjian Paris karena negara tersebut luluh lantak oleh perang sipil sejak 2011. Tentu sangat sulit bagi kepala negara Suriah untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.
Oleh karena itu, masalah perubahan iklim rasanya tidak lebih 'darurat' bagi Suriah ketimbang masalah perang.
Meski demikian, Suriah adalah salah satu negara yang menyumbang benih untuk disimpan di Kubah Besi Raksasa Svalbard, sebuah bunker tempat menyimpan bibit dan biji-bijian tumbuhan secara global. Tempat ini mencegah adanya bencana botani, sehingga produksi pangan pun akan terjaga. Jadi sebenarnya Suriah tidak bisa dibilang tidak mendukung perlawanan terhadap perubahan iklim.
Nikaragua sendiri sebelumnya sengaja menolak perjanjian ini karena perjanjiannya yang mereka anggap tak adil. Bagi Nikaragua, aturan soal emisi tidak cukup ketat kepada negara-negara besar yang kontribusi emisi globalnya tinggi.
Namun pada akhirnya, Nikaragua setuju untuk menandatangani Perjanjian Paris. Mengutip New York Times, perwakilan Nikaragua menyebut bahwa Perjanjian Paris adalah "satu-satunya instrumen yang mampu menyatukan niat dan upaya [mencegah pemanasan global]".
WHAT TO READ NEXT ?
-
Berpotensi dihuni, 8 Bulan ini akan jadi rumah masa depan manusia!
SCIENCE 29 Juli 2016 03:00 -
Setahun hidup di luar angkasa, apa yang bakal dirasakan manusia?
SCIENCE 1 Juni 2016 20:00 -
6 Jenis tanaman yang bisa tumbuh subur di Mars, apa saja?
SCIENCE 1 Juni 2016 19:00 -
7 Gedung pencakar langit ini mampu perangi global warming
SCIENCE 1 Juni 2016 18:00 -
Waspada, bermain gadget sebelum tidur ternyata berbahaya!
SCIENCE 1 Juni 2016 17:00 -
Robot mini ini aman untuk dikonsumsi, mau coba?
SCIENCE 15 Mei 2016 17:00 -
Studi ungkap anjing malah stres saat dipeluk majikannya
SCIENCE 1 Mei 2016 10:00 -
Ini rahasia tidur siang yang sempurna
SCIENCE 23 April 2016 09:00 -
Mungkinkah ada sebuah kota di Mars?
SCIENCE 22 April 2016 23:01 -
Ilmuwan temukan cara agar baterai bisa bertahan 400 kali lebih lama
SCIENCE 22 April 2016 19:00 -
Ternyata urin juga bisa digunakan sebagai sumber energi
SCIENCE 20 April 2016 06:00 -
Menikah itu baik untuk kesehatan jantung
SCIENCE 20 April 2016 05:00 -
Apa pengaruh musik pada otak pendengarnya?
SCIENCE 18 April 2016 05:00 -
Solmove bakal tutup jalanan dengan panel surya?
SCIENCE 15 April 2016 12:00 -
Hati-hati dengan Hiu Paus, kibasan ekornya bisa bikin Anda pingsan!
SCIENCE 14 April 2016 08:00