Usai ditata ulang, 4G LTE siap digunakan 4 operator besar

Advertisement

Techno.id - Frekuensi 4G beberapa waktu lalu dikabaran sempat mengalami gangguan. Hal ini disebabkan masih belum terselesaikannya proses tata ulang di gelombang 1800 MHz. Namun kini, pengguna telah bisa menikmati kembali kecepatan internet 4G LTE.

Proses penataan tersebut dilakukan oleh Telkomsel, XL, Indosat, dan Tri, mulai pada Mei lalu. Seperti yang diberitakan oleh Merdeka.com® pada hari Selasa (17/11/15), proses tersebut telah selesai pada hari Senin malam.

Ditemui semalam, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, berharap agar tak ada kendala saat proses refarming di Jakarta.

"Mudah-mudahan tengah malam ini refarming selesai. Tapi besok akan kami cek sekali lagi," katanya di sela-sela acara Indonesia Golden Ring Award 2015 di Jakarta, Senin (16/11/15).

Proses ini sengaja dilakukan agar layanan yang diberikan oleh operator telekomunikasi kepada pelanggan, bisa maksimal. Sebelumnya, blok kanal keempat operator itu masih tidak berdampingan sehingga dilakukan tata ulang agar berdampak juga pada layanan yang diberikan oleh para operator telekomunikasi.

Di frekuensi 1.800 MHz ini, total lebar pita yang dipakai mencapai 75 MHz dengan pembagian Telkomsel memiliki lebar pita 22,5 MHz, XL Axiata 22,5 MHz, Indosat 20 MHz, sementara Tri mempunyai lebar pita 10 MHz.

XL pun langsung tancap gas meresmikan gelaran komersial 4G LTE untuk wilayah Jakarta. Hal tersebut mendapatkan respon oleh Menkominfo. Kata pria yang akrab disapa Chief RA ini, tak masalah XL meresmikan terlebih dahulu di Jakarta.

"Silakan saja. Tetapi nantinya kita kan ada launching bersama 4G dengan Presiden Jokowi awal Desember ini," tuturnya menjelaskan.

Sementara itu, di sisi lain, diresmikannya 4G LTE oleh Presiden RI Jokowi secara langsung, merupakan kegiatan simbolik jika bangsa ini siap menuju era ekonomi kreatif. Keberadaan dan kesiapan jaringan 4G LTE di frekuensi 1.800 MHz tersebut, merupakan infrastruktur untuk menuju era yang digadang-gadang sebagai gelombang ekonomi baru.

 

Advertisement


(brl/red)