Terbukti makin dibenci, kini cuma ada 18 persen situs yang pakai Flash
Ilustrasi Adobe Flash © wikimedia.org
Techno.id - Sejak mulai dikembangkan di era 90-an, Adobe Flash diproyeksikan sebagai platform untuk membuat beragam multimedia, seperti animasi hingga browser dan mobile game. Tugas itu memang sempat sukses diemban oleh Flash, tetapi belakangan Flash malah menjadi elemen yang merugikan user.
-
Prediksi Steve Jobs akan teknologi Flash terbukti! Tahun 2010, hubungan Apple dan Adobe sempat memburuk karena Steve Jobs menolak menggunakan Flash Player di produk-produk ciptaannya
-
Awal September, Google Chrome resmi 'bekukan' Flash Setelah Firefox, kini Google Chrome dalam waktu dekat juga akan mulai meninggalkan plug-in Adobe Flash Player
-
Haruskah Anda menonaktifkan Flash pada browser? Ini perbedaan kinerja browser saat menggunakan dan tidak menggunakan Adobe Flash Player
Tahun 2015 silam, tercatat ada 300-an bug yang ditemukan di Adobe Flash. Flash, yang dulunya menjadi elemen standar industri digital, sekarang dijauhi demi alasan keamanan dan kenyamanan user.
Faktanya, di awal tahun 2016, hanya ada 18 persen dari 10.000 website top versi Alexa yang masih menggunakan Flash. Persentase itu terpantau terus menurun sejak 2011. Bahkan kalau dibandingkan empat tahun lalu, populasi situs pengguna Flash sudah berkurang hingga 50 persen!
Persentase situs pengguna Flash di dunia
© 2016 Statista/Statista
Semakin ke sini, banyak perusahaan teknologi yang memutuskan untuk mengurangi penggunaan Flash. Setelah Facebook, sebentar lagi Google pun akan menyusul. Beberapa waktu lalu, Google menyatakan bakal meninggalkan teknologi besutan Adobe itu dan beralih sepenuhnya ke HTML5.
Adobe sendiri di penghujung tahun lalu resmi meninggalkan Flash Player. Mereka pun kini mendukung para pencipta konten online untuk mulai beralih ke standar web baru yang lebih modern, seperti HTML5.
BACA JUGA :
(brl/red)