Software engineer di AS diminta pulang oleh Presiden Joko Widodo

Advertisement

Techno.id - Selain menghadiri (KTT) Konferensi Tingkat Tinggi US ASEAN di California, Presiden Joko Widodo juga menyempatkan untuk bertemu dengan masyarakat dan diaspora Indonesia yang menetap di San Fransisco. Dalam pertemuan ini Presiden Joko Widodo meminta salah seorang software engineer yang bekerja di Silicon Valley untuk pulang ke Indonesia.

Software engineer yang bernama Maya Eko Rini ini, tak yakin kariernya akan berkembang manakala dia kembali ke Indonesia. Pasalnya, di Indonesia belum banyak kebijakan yang mendukung profesional untuk berwirausaha. Namun, Presiden Joko Widodo segera menepis anggapan tersebut dan mengatakan bahwa dirinya akan menciptakan 1.000 technopreneur serta developer di Tanah Air.

"Maya kalau mau pulang, pulang saja. Nanti, perkara di sana pontang-panting itu nanti, yang jelas dengan semua pengalaman yang Maya miliki dari sini akan menjadi nilai tambah yang besar bagi negara kita, " kata Presiden Joko Widodo.

Menurut orang nomor satu di Indonesia ini, Maya bisa menjadi bibit unggul tumbuhnya generasi digital di Tanah Air. Sebab, tanpa generasi digital, Indonesia tak akan mampu mengejar ketertinggalannya dari negara-negara lain di bidang TIK.

Soal pendanaan, Presiden Joko Widodo telah menargetkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) bisa ditekan hingga 7 persen tahun ini. Hal ini semata-mata untuk membiayai para start up pemula. Rudiantara juga mengatakan bahwa potensi e-commerce Indonesia bisa mencapai 130 miliar dolar AS pada tahun 2020.

Selain itu, Rudiantara juga telah berkoordinasi dengan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly terkait kebijakan property right. Dirinya juga terus mengkaji kebijakan dwikewarganegaraan bagi para diaspora di berbagai belahan dunia, seperti yang dilaporkan oleh AntaraNews (16/2/2016).

Nah, sejumlah kemudahan inilah yang membuat Presiden Joko Widodo menyarakankan Maya untuk kembali ke Indonesia. Diharapkan, Maya-Maya yang lain juga bisa kembali ke Indonesia dan memajukan Indonesia bersama-sama.

Advertisement


(brl/red)