Serat sutra dapat dijadikan baterai lithium-ion?

Advertisement

Techno.id - Ulat sutra mampu menghasilkan kepompong yang dapat dipintal menjadi serat sutra. Berbekal serat sutra inilah para ilmuwan dari Beijing Institute of Technology berupaya menjadikannya sebagai bahan baku pembuatan baterai.

Usaha mereka pun berhasil. Ternyata, serat sutra mampu menampung lithium yang lima kali lipat lebih banyak dibandingkan grafit (lapisan atom karbon). Grafit itu sendiri merupakan bahan yang biasanya digunakan untuk anoda (elektroda negatif) dalam baterai lithium-ion.

Serat sutra yang ditemukan para ilmuwan sebagai pengganti grafit tersebut nyatanya dapat dimanfaatkan untuk membuat nanosheet berbasis karbon. Selanjutnya, nanosheet ini akan digabungkan dalam prototipe baterai dan super kapasitor.

Baterai dari bahan serat sutra ini bisa menghasilkan energi baterai berkapasitas 1.865mAh/g. Hasil tersebut lebih besar lima kali lipat daripada grafit yang hanya berkapasitas 372mAh/g dengan arus listrik sebesar 0,1A/g. Menariknya lagi, baterai ini mampu mempertahankan stabilitas hingga 92 persen meski telah diisi ulang hingga 10.000 kali. Hal ini menujukkan pula bahwa baterai berbahan serat sutra akan lebih lama menyuplai daya suatu perangkat daripada baterai lithium-ion konvensional, seperti yang disadur dari Gizmag.

Sebelum menemukan serat sutra untuk menggantikan grafit, para peneliti telah menemukan bahan pembuat baterai dari pasir kuarsa. Menurut mereka, penggunaan bahan pasir kuarsa sebagai baterai memiliki kemampuan yang setara dengan tiga kali lipat kinerja baterai berukuran koin. Sayangnya, penemuan tersebut belum berhasil digunakan secara luas.

Nantinya, metode dari pemanfaatan serat sutra ini dapat digunakan juga pada baterai sodium-ion, penyimpanan hidrogen, dan perangkat penyimpanan energi hibrida lainnya.

Apakah baterai dari serat sutra itu dapat dijadikan baterai ponsel? Tunggu saja hasil penelitiannya.

Advertisement


(brl/red)