Peneliti dan industri Indonesia masih belum bersinergi
Ilustrasi teknologi © 2015 Shutterstock
Techno.id - Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, pertanyaan seputar lambatnya perkembangan inovasi teknologi di Tanah Air mungkin tidak hanya sekali dua kali terlintas di dalam benak Anda. Pertanyaannya, mengapa bisa demikian?
-
Menristek: Indonesia terlalu banyak aturan Menristek akui inovasi teknologi di Tanah Air memang lambat karena terlalu banyak aturan
-
Tahun 2019 sebanyak 350 inovasi teknologi siap 'dipinang' industri Kemenristekdikti targetkan 350 inovasi teknologi 'siap pakai' untuk menunjang perkembangan industri.
-
Riset Indonesia kalah dari Malaysia, apa penyebabnya? Hasil dan penerapan penelitian di Indonesia masih kalah jauh dari Malaysia dan Vietnam.
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Jumain Appe berpendapat, inovasi teknologi di Indonesia masih belum banyak bersinergi dengan industri.
"Hal ini karena kurangnya para peneliti melihat fenomena yang dibutuhkan oleh industri, dan kurangnya harmonisasi kebijakan antar sektor," paparnya sebagaimana dikutip dari Merdeka, Selasa (15/12).
Sinergi ini, diakuinya tidak mudah. Pasalnya, diperlukan sebuah kerja sama dan dukungan yang erat dari semua elemen. Sementara itu, salah satu elemen utama dalam mengembangkan Sistem Inovasi Nasional yaitu Penguatan Kelembagaan IPTEK.
"Hal itu (sinergi) memang sulit. Namun jika terlaksana, maka pada akhirnya akan mampu meningkatkan ekonomi dan daya saing bangsa," tambahnya.
BACA JUGA :
- Putus dari Konami, kreator game seri Metal Gear dirumorkan gabung Sony
- Kalau mau sukses dagang online, jual produk ini saja!
- MacKeeper 'kecolongan' bocorkan 13 juta data penggunanya
- Eropa berniat larang remaja di bawah 16 tahun mengakses media sosial
- Media sosial Anda akan diperiksa saat mengajukan visa
(brl/red)