Penderita diabetes di Asia Tenggara tertinggi nomor dua sedunia

Advertisement

Techno.id - Diabetes melitus alias penyakit kencing manis kini diakui sebagai ancaman yang nyata untuk kesehatan masyarakat global. Penyakit yang salah satunya disebabkan oleh kurangnya insulin dalam tubuh ini telah tercatat sebagai penyebab kematian terbanyak sedunia kedelapan.

Mirisnya, Asia Tenggara ada di tangga nomor dua di daftar tersebut, dengan 96 juta pengidap atau 8,6 persen pada 2014 silam. Persentase itu melonjak dua kali lipat ketimbang 1980 yang masih 4,1 persen atau 17 juta orang dari total populasi saat itu.

Namun, angka yang sangat meresahkan ada di daerah Mediterania Timur. Karena jumlah penderita diabetes di sana dua tahun lalu adalah yang tertinggi dengan 43 juta orang atau 13,7 persen dari total populasi.

Secara keseluruhan, World Health Organization (WHO) menyatakan pasien diabetes di penjuru dunia mengalami peningkatan hingga empat kali lipat, dari 108 juta jiwa di tahun 1980 menjadi 422 juta jiwa di 34 tahun kemudian.

Sebaran penderita diabetes di sejumlah kawasan versi WHO
© 2016 Statista

 

Saat ini, teknologi sudah memungkinkan manusia untuk mengantisipasi serangan diabetes. Misalnya, ada aplikasi One Drop yang menawarkan cara mudah untuk mendeteksi diabetes langsung lewat perangkat iOS. Melalui aplikasi One Drop, Anda dapat melacak kadar gula, kebiasaan makan, asupan insulin, serta merekam aktivitas atau pola hidup.

Akan tetapi, demi menekan tingginya kemungkinan satu dari 11 orang yang terkena diabetes, peneliti pun mencoba merancang teknologi untuk mendeteksi diabetes di masa depan dengan sampel air liur. Proses identifikasi ini menggunakan bantuan kamera ponsel untuk mengidentifikasi reaksi enzimatik dari biomarker dengan memancarkan cahaya neon sebagai penanda apakah ada gejala penyakit diabetes pada air liur yang diidentifikasi.

Advertisement


(brl/red)