Pemerintah bantah isu terkait memata-matai warga Indonesia
Ilustrasi cyber crime © 2015 techno.id
Techno.id - Beberapa hari belakangan, pengguna media sosial tengah dihebohkan dengan isu yang mengatakan bahwa Indonesia bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk cyber security. Menanggapi hal itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menegaskan jika isu tersebut tidaklah benar.
-
Kunjungi markas perusahaan teknologi di AS, Menkominfo siap unjuk gigi Rudiantara akan membuka cakrawala dunia terkait kesiapan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Pasifik.
-
Jepang dan AS kerjasama melawan kejahatan cyber, Tiongkok curiga Amerika Serikat dan Jepang, ternyata sudah tiga tahun melakukan kerjasama mengamankan cyber mereka. Hal ini membuat Tiongkok curiga.
-
Cyber security butuh stakeholder guna pecahkan masalah Kemkominfo: "Meski memiliki kewenangan, bukan berarti pemerintah dapat berjalan sendiri"
Ia pun menambahkan jika pemerintah tidak pernah berniat untuk menjalin kerja sama dengan Central Intelligence Agency (CIA) milik AS untuk mengawasi arus komunikasi melalui sistem Big Data. Pasalnya, sistem ini dikatakan mampu menerobos pembicaraan pribadi di berbagai layanan pesan instan seperti WhatsApp.
"Isu yang beredar melalui media sosial itu sama sekali tidak benar. Kami tidak bekerja sama dengan mereka (AS)," tegas Rudiantara sebagaimana dikutip dari Merdeka, Senin (24/08).
Di lain pihak, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan juga mengutarakan nada serupa dengan Rudiantara. Ia pun menjelaskan bahwa proses memperkuat teknologi cyber ini memiliki tujuan utama yakni memperkuat kedaulatan bangsa Indonesia.
"Sistem cyber yang akan dibentuk bukanlah untuk memata-matai warga negara sendiri," ujar Luhut sebagaimana dikutip dari situs resmi Kantor Staf Presiden (KSP).
BACA JUGA :
(brl/red)