Malware ancam industri kesehatan

Advertisement

Techno.id - Kuartal pertama 2015 tercatat peningkatan kejahatan cyber secara signifikan yang menyasar sistem operasi iOS dan system point of sale (PoS). Industri kesehatan pun tak lepas dari incaran para pelaku kejahatan cyber. Lemahnya sistem keamanan diduga menjadi pemicu utama, sehingga penjahat cyber bisa dengan mudah mengekspos jutaan data finansial dan rekam media pasien.

Kejahatan cyber terjadi di beragam area beberapa tahun belakangan, sehingga para ahli yakin bahwa peningkatan eksploitasi di kuartal pertama tahun ini terjadi akibat kurangnya kesiapan dan kewaspadaan dalam menerapkan perlindungan keamanan.

Andreas Kagawa, Country Manager Tren Mikro Indonesia mengatakan, "Tradisional IT security tidak cukup hanya dengan signature dan pattern. Konsep virtual patching menjadi salah satu tren security di Cloud."

Sementara itu, terdapat beberapa cara untuk menginfeksi jaringan yaitu bisa dimulai dengan eksploitasi zero day yang menarget software Adobe dengan memanfaatkan malvertisement. Pola eksploitasi ini tidak perlu lagi mengelabui korban untuk mengunjungi atau berinteraksi dengan situs-situs berbahaya agar dapat menginfeksi. Selain itu, Advanced Persistent Threat juga bisa membobol pertahanan sebuah instansi yang akan membuat data tercuri. Advanced Persistent Threat masuk melalui target lewat social engineering.

Crypto-Ransomware juga masuk lewat target ke area kalangan enterprise. Mereka tidak lagi mengejar pengguna dari kalangan consumer secara eksklusif. Selaras dengan tren yang terjadi di tingkat global, Tren Micro mencatat adanya peningkatan jumlah infeksi ransomware di Indonesia.

"Dalam menyiasati serangan infeksi, keamanan dari cloud mampu membantu sektor bisnis. Namun diperlukan security yang mumpuni," tutup Andreas.

Advertisement


(brl/red)