Mahasiswi AKPRIND kembangkan GoAR, wisata sejarah jadi kekinian

Advertisement

Techno.id - Augmented Reality atau disebut juga sebagai AR merupakan sebuah teknologi baru dalam aplikasi yang dapat menggabungkan benda maya berbentuk dua dimensi atau juga tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata lalu memproyeksikan sebagai realitas dalam waktu nyata.

Aplikasi AR ini dapat memunculkan sebuah proyeksi dari gambar atau foto yang mendukung AR dengan munculnya replika nyata dari gambar atau foto tersebut.

foto: informatika.akprind.ac.id

Ketertarikan dan kompetensi kemampuan pada Android menjadi alasan utama Laela Qodar Dwi Jayanti mengembangkan aplikasi AR. Laela Qadar Dwi Jayanti S.Kom, mahasiswi sarjana lulusan tahun 2020 jurusan S1 Informatika di Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Selain dikenal sebagai mahasiswi sarjana Laela juga dikenal sebagai salah satu aktivis pendidikan yang telah mengembangkan aplikasi AR pada tahun 2020.

Keinginan dan ambisinya untuk mengembangkan aplikasi AR tersebut didasari dengan ketertarikannya terhadap perpaduan teknologi dan juga minimnya penelitian terhadap teknologi baru AR.

"Ketertarikan teknologi perpaduan antara media visual, audio dan teknologi IT menjadi hal yang mendorong saya untuk membuat dan mengembangkan aplikasi AR. Selain itu, masih minimnya penelitian mengenai AR" kata Laela kepada Techno.id.

Laela mengatakan ketertarikannya terhadap perpaduan teknologi atau aplikasi AR ini muncul ketika diadakannya kegiatan pameran Lomba Karya Ilmiah Nasional yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Informatika (HUMANIKA) IST AKPRIND pada tahun 2019.

Pada akhirnya, Laela berinisiatif untuk mengembangkan kembali aplikasi AR tersebut dengan nama GoAR Wisata Bersejarah. Diperkenalkan Agustus 2020 dan diterima 24 September 2020 EC00202035449 sesuai Surat Pencatatan Ciptaan Nomor 000201573.

Aplikasi AR ini dipilih karena merupakan salah satu solusi baru di dalam penyampaian informasi melalui metode yang interaktif. "Teknologi AR menjadi solusi baru dalam memperkenalkan suatu objek dengan memberikan informasi yang lebih menarik karena metode penyampaian informasi ini lebih interaktif" ungkapnya.

Aplikasi berbasis Android ini dapat dijalankan dengan mengarahkan aplikasi ke objek gambar yang ada pada brosur yang menggambarkan gedung depan. Ketika objek 3D telah berhasil ditampilkan, pengguna dapat melihat tombol bantuan yang muncul. Tombol bantuan berupa tombol informasi deskripsi objek (I) di pojok kanan atas yang berfungsi menampilkan informasi dari objek wisata tersebut dalam sebuah panel.

Selain memuat informasi dari objek, panel informasi juga berisi tombol lokasi yang berguna untuk menunjukkan letak dan jalur menuju lokasi objek wisata bersejarah dengan dukungan aplikasi Google Maps. Selama objek 3D ditampilkan di layar, terdapat audio yang secara otomatis menyala. Audio ini memuat cerita sejarah dari objek wisata yang ditampilkan, hal ini dilakukan untuk memperdalam pengetahuan user. Namun ketika objek 3D hilang dari layar, maka audio secara otomatis akan berhenti.

Magang: Irvan Ahmad Fauzi

Advertisement


(brl/guf)