FBI ungkap kelemahan kartu kredit berbasis chip

Advertisement

Techno.id - Federal Bureau of Investigation (FBI) baru saja memberi peringatan keras terkait keamanan kartu kredit berbasis chip EMV yang saat ini telah diterapkan di Amerika Serikat. Dalam sebuah pernyataannya, FBI Internet Crime Complaint Center menegaskan jika kartu kredit tersebut tidak akan mencegah penipuan online.

Sebagaimana dikutip dari The Verge (09/10), menurut FBI, keamanan signature-based system yang diterapkan kartu kredit tersebut justru diklaim sebagai titik lemahnya. Hal ini karena pada akhirnya pihak kasir akan tetap meminta signature (tanda tangan) dan PIN (kode keamanan) untuk melanjutkan proses transaksi.

Pihak FBI pun kemudian menyayangkan perusahaan-perusahaan perbankan yang sebenarnya sudah mengetahui kelemahan dari sistem ini, namun masih tetap menerapkannya. Oleh sebab itu, FBI menyarankan agar perusahaan-perusahaan perbankan kembali menggunakan sistem keamanan berbasis PIN authentication.

"Peringatan FBI harus menjadi panutan bagi setiap perusahaan perbankan dan kartu kredit untuk kembali menerapkan sistem PIN authentication yang telah menjadi standar keamanan di Amerika Serikat selama bertahun-tahun," ujar Brian Dodge, Executive Vice Presiden of the Retail Industry Leaders Association.

Lebih jauh, sistem keamanan kartu kredit berbasis chip EMV ini bahkan dikatakan FBI sudah ketinggalan zaman dan mulai ditinggalkan oleh pasar mayoritas. Pasalnya, sistem kartu kredit yang diterapkan selama ini justru menawarkan metode pembayaran yang jauh lebih mudah ketimbang chip EMV.

Advertisement


(brl/red)