Benarkah teknologi membuat lapangan pekerjaan makin sempit?

Advertisement

Techno.id - Ya, selalu saja ada konsekuensi yang harus dihadapi dalam setiap perubahan yang terjadi. Entah itu dampaknya hanya memengaruhi hajat hidup kaum mayoritas atau minoritas, harus ada pihak yang menanggung risiko tersebut. Hal ini berlaku juga dengan kemajuan teknologi, yang membuat orang dengan skill tertentu terpaksa kehilangan atau kesulitan mendapatkan pekerjaan.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Deloitte, ada beberapa pekerjaan di London, Inggris, yang posisinya sudah tergantikan oleh robot atau teknologi. Lowongan untuk posisi tersebut pun kian menyusut sejak tahun 2001. Di posisi pertama, ada sekretaris, dengan jumlah lowongan yang telah berkurang sebanyak 32.900. Pekerjaan lain yang juga terancam segera musnah ialah akuntan dan kasir. Pasalnya, sudah ada 30.100 dan 15.900 lowongan kerja yang tertutup untuk kedua posisi tersebut.

Jika dilihat dari statistik yang ada, pekerjaan yang hilang sebagian besar ada di bidang pelayanan. Tengok saja, selain tiga pekerjaan di atas yang terancam, lowongan pekerjaan lain seperti agen perjalanan, pustakawan, serta petugas asuransi dan pensiun juga mulai langka. Selengkapnya, tersaji dalam grafis buatan Statista berikut:

Namun, kemajuan teknologi tak lantas membuat manusia tersisihkan. Pasalnya, pekerja yang tenaganya telah tergantikan oleh teknologi masih bisa ditempatkan di posisi yang berbeda dengan sedikit penyesuaian. Selain itu, permintaan terhadap pekerja yang memahami dan bisa memanfaatkan teknologi dalam pekerjaannya juga terus meningkat. Argumen ini dikutip dari EquitableGrowth (7/8/14) berdasarkan studi yang dilakukan oleh David Autor, ekonom dari Massachusetts Institute of Technology.

Meski teknologi sudah menjejali dunia industri serta bisnis dan mengikis peran manusia di dalamnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari fenomena ini. Pasalnya, manusia telah dibekali dengan akal, sehingga bisa mempelajari kemampuan baru dengan sendirinya dan menuntaskan pekerjaan tanpa perlu diprogram terlebih dahulu seperti robot. Jadi, mengapa harus khawatir berlebihan?

Advertisement


(brl/red)