Adopsi IoT lambat, Ericsson revisi prediksi jumlah connected device

Advertisement

Techno.id - Penetrasi penggunaan internet semakin tinggi dari waktu ke waktu. Varian perangkat yang terhubung ke internet juga makin banyak seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi yang ada di masyarakat mulai dari komputer, ponsel hingga berbagai perangkat lainnya.

Internet of Things (IoT) jadi istilah baru yang lahir seiring banyaknya perangkat yang memanfaatkan internet agar bisa saling terhubung. Sayangnya, pertumbuhan akses internet berbagai perangkat IoT tak berkembang sebagaimana diprediksi sebelumnya.

Hal itu menyebabkan Ericsson melakukan perubahan prediksi jumlah perangkat yang terhubung ke internet di tahun 2020 dari 50 miliar menjadi 26 miliar. Hardyanan Syintawati selaku VP Marketing Communications Ericsson Indonesia memaparkan alasan perubahan prediksi yang dilakukan perusahaannya itu.

“Kita melihat bahwa kondisi yang ada ternyata tidak seperti waktu riset soal  IoT dilakukan tim Ericsson. Riset kami yang menyebutkan tahun 2020 akan ada perangkat terhubung itu kalau tidak salah tahun 2010, sekarang kan waktunya makin dekat jadi kita tahu kondisi yang ada sekarang kaya gimana, jadi direvisi prediksinya,” kata Harydana.

Lebih lanjut, wanita yang akrab disapa Nana itu menjelaskan para peneliti di Ericsson melihat kemungkinan perkembangan IoT akan semakin besar setelah teknologi komunikasi generasi ke-5 alias 5G telah digunakan secara umum di tahun 2020 mendatang.

“Hasil riset terbaru menyebutkan perkembangan IoT itu bakalan berkembang sangat pesat setelah 5G dipakai secara luas. Kalau 5G sendiri baru dipakai secara umum di tahun 2020 agak berat rasanya IoT bisa tumbuh lebih cepat dari teknologi 5G, kita lakukan revisi prediksi karena jumlah terbaru lebih rasional,” tambah Nana.

Dalam studi terbaru yang dilakukan Ericsson, diprediksi di tahun 2020 akan ada sekitar 26 milyar perangkat yang terhubung lewat teknologi 5G. Berbagai produk dengan embel-embel Internet of Things alias IoT jadi senjata andalan banyak orang untuk bisa terhubung teknologi 5G di masa depan.

Advertisement


(brl/red)