Go-Jek optimis mampu kalahkan GrabBike
Nadiem Makarim, CEO Go-Jek © 2015 go-jek.com
Techno.id - Hingga saat ini, persaingan layanan jasa transportasi antara GrabBike dan Go-Jek boleh jadi semakin memanas. Pasalnya, mereka berdua saling melakukan metode penerapan dan model bisnis yang tidak jauh berbeda.
-
Go-Jek siap tampung pengemudi GrabBike dan ojek pangkalan "Bergabunglah dnegan kami dan jayakan karya anak bangsa,” ajak Nadiem Makarim, CEO Go-Jek
-
GrabBike klaim menangi persaingan ojek online di Indonesia Mereka mengaku menerima 1 juta lebih pesanan ojek per minggunya dari kawasan Jakarta saja.
-
Go-Jek sering mendapat teror, GrabBike aman terkendali Ketika Go-Jek mendapat teror dari pengemudi ojek konvensional, GrabBike malah santai.
Sebagai contoh, Go-Jek memberlakukan pembagian porsi sebesar 80 persen untuk pengemudi dan 20 persen untuk pihak pengelola Go-Jek. Sedangkan GrabBike hanya mengambil sebesar 10 persen dari ongkos pengemudi. Dengan kata lain, pengemudi GrabBike mendapatkan 90 persen.
Selain itu, kelengkapan berkendara seperti jaket dan helm bahkan memiliki warna yang sama. Namun yang menjadi perbedaan mendasar adalah Go-Jek milik Indonesia, sedangkan GrabBike milik Malaysia. Atas dasar tersebut, CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengaku optimis.
"Kami yakin akan menjadi leader meskipun mereka mendapat pendanaan yang besar," ujar Nadiem seperti dikutip dari Merdeka, Rabu (01/07/2015).
Lebih jauh, Nadiem bahkan mengklaim jika GrabBike sebenarnya meniru pola bisnis Go-Jek. Pasalnya, Go-Jek sebenarnya merupakan pelopor ojek digital sejak 2011 lalu.
"Layanan yang dari Malaysia itu (GrabBike) hanya bisa meniru. Bahkan warna helm dan jaketnya sama seperti kita," ujar Nadiem.
BACA JUGA :
(brl/red)