Jepang segera luncurkan satelit X-Ray, apa kegunaannya?
Ilustrasi Satelit © 2015 SmartDesign/ Shutterstock.com
Techno.id - Badan antariksa milik Negeri Sakura, Japan Aerospace Exploration Agency atau yang biasa disingkat JAXA baru-baru ini telah diketahui akan segera meluncurkan satelit penelitian keluar angkasa. Bukan sembarangan, satelit yang diluncurkan oleh JAXA kali ini adalah satelit X-Ray yang sengaja dirancang untuk mempelajari lubang hitam serta cluster galaksi di luar angkasa.
-
Jepang resmi luncurkan satelit X-Ray untuk teliti lubang hitam Satelit bernama Hitomi itu resmi diluncurkan pada 17 Februari lalu waktu setempat.
-
Badan antariksa Jepang tantang warga buat nama baru untuk Asteroid JAXA adakan kompetisi ini untuk menyemarakkan misi pengamatan Hayabusa 2 yang dikabarkan bakal mencapai '1999 JU3' pada 2018 nanti.
-
Ilmuwan Jepang akan mengirimkan tenaga panel surya dari luar angkasa Sebentar lagi, para ilmuwan jepang mampu mengirimkan tenaga panel surya dari luar angkasa setelah melakukan pengiriman listrik tanpa kabel.
Sebagaimana dilansir oleh Engadget (11/2/16), satelit bernama Astro-H ini kabarnya dapat mendeteksi sumber X-Ray yang 10 kali lebih redup ketimbang satelit sebelumnya, Suzaku. Kemampuan mumpuni Astro-H ini kabarnya datang dari sebuah alat bernama Soft X-Ray Spectrometer (SXS) yang dilengkapi dengan microcalorimeter.
Dengan alat tersebut, Astro-H seperti disebutkan di atas mampu mendeteksi gelombang X-Ray dari fenomena lubang hitam dan cluster galaksi berdasar ukuran dan perbedaan warna. "Teknologi yang digunakan dalam SXS merupakan terobosan paling signifikan di mana nantinya perangkat dapat membedakan puluhan ribu warna X-Ray saat menangkap gambar yang tajam pada saat yang bersamaan," ujar Caroline Kilbourne, anggota tim perancang SXS.
Selain dilengkapi dengan SXS berkemampuan mumpuni, satelit Astro-H juga kabarnya dilengkapi dengan teleskop X-Ray dengan lensa cermin yang dapat menangkap gelombang X-Ray terlemah (sekitar 300 elektron). Tak hanya itu, Astro-H juga dilengkapi dengan teleskop X-Ray yang dapat mendeteksi energi dari 5.000 hingga 80.000eV.
Satelit Astro-H
© 2016 JAXA
BACA JUGA :
(brl/red)