BNN tegaskan bahwa I-Doser bukan narkoba
Ilustrasi mendengarkan musik © itsyourwallpaper.blogspot.com
Techno.id - Setelah muncul perdebatan seputar narkoba digital, akhirnya Badan Narkotika Nasional (BNN) menegaskan bahwa I-Doser tidak termasuk golongan narkotika. I-Doser hanyalah aplikasi berbasis teknologi audio yang berfungsi untuk menstimulasi otak.
-
Roy Suryo: i-Doser hanya stimulan, bukan golongan narkotika "Saya saat ini di Yogjakarta, bisa dibahas secara ilmiah berdasar TI dan ilmu public-health."
-
Apa kata pengembang aplikasi Indonesia soal i-Doser? i-Doser dicap masyarakat sebagai narkoba digital, ini tanggapan para pengembang aplikasi Indonesia
-
Putuskan nasib i-Doser, Menkominfo libatkan ahli hipnotis “Panel akan melibatkan pihak lain apakah itu ahli psikolog, ahli hipnotis, kita minta masukan mereka."
"I-Doser tidak termasuk dalam golongan narkotika," kata Kabag Humas BNN Kombes Slamet Pribadi, di Jakarta, seperti yang dikutip dari AntaraNews (14/10/15).
Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 juga telah disebutkan bahwa narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Meski bukan termasuk golongan narkoba, banyak kalangan yang mengklaim I-Doser sebagai narkoba digital. Pasalnya, dari banyaknya pengguna yang menjajal aplikasi ini, beberapa di antaranya merasakan sensasi memakai narkoba.
"I-Doser disebut-sebut sebagai narkoba dalam bentuk digital. Dari pemberitaan yang beredar di media sosial, banyak remaja yang merasakan sensasi memakai narkoba setelah mendengarkan konten berupa binaural berdurasi 30-40 menit melalui aplikasi tersebut," ujarnya.
Namun, setelah diteliti, para ilmuwan tidak menemukan perubahan pola otak pada pengguna I-Doser. Kemungkinan, mereka hanya terpengaruh oleh gelombang suara yang telah merangsang sel-sel saraf dan menghantarkannya ke otak.
"Tak dapat dipungkiri, suara, nyanyian, atau gelombang suara dalam ritmik tertentu mampu mempengaruhi emosional manusia," imbuhnya.
BACA JUGA :
(brl/red)