Wiko siap operasikan pabrik ponsel di Jakarta

Wiko siap operasikan pabrik ponsel di Jakarta

Techno.id - Dilansir oleh Antara (03/02/16), Perusahaan ponsel asal Prancis, Wiko Mobile, berencana mulai mengoperasikan pabrik perakitan yang berlokasi di daerah Sunter, DKI Jakarta, pada April 2016.

"Pabrik akan berlokasi di Sunter, Jakarta, rencananya mulai pada bulan April. Pembuatan pabrik ini untuk memenuhi syarat pemerintah bahwa harus memiliki pabrik di dalam negeri," kata Chief Sales Officer Wiko Mobile Indonesia, Sung Khiun dikutip dari Antara.

Sung Khiun mengatakan, meski Wiko adalah perusahaan ponsel yang berasal dari Prancis, namun selama ini hampir semua produksi dilakukan di pabrik mereka di Tiongkok.

"Seperti halnya banyak perusahaan lain memilih membuka pabrik di Tiongkok karena alasan negara itu memiliki banyak keunggulan dari murahnya tenaga kerja. Kalau Wiko membuka pabrik di Prancis, akan sangat besar biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja di sana," katanya.

Ia mengatakan, perusahaan yang baru meluncurkan produk di tanah air pada 2015 itu akhirnya bersedia membuka pabrik di Indonesia karena menilai potensi pasar yang sangat besar.

Meski begitu, pabrik Wiko di daerah Sunter akan bermitra dengan perusahaan lokal, dan khusus untuk perakitan produk ponsel pintar tipe 4G, sementara itu, produk ponsel tipe 3G lainnya masih akan diproduksi di Tiongkok.

"Nilai investasi (pabrik) lumayan besar untuk pemain baru seperti kami," ujar Sung Khiun.

Wiko Mobile hadir di Indonesia pada awal 2015 dengan menghadirkan produk canggih dengan harga yang relatif terjangkau untuk pasar menengah.

Ia mengatakan perusahaan tersebut serius menggarap pasar ponsel pintar di Indonesia dengan membuka fasilitas pusat servis di 38 daerah di Indonesia, termasuk di Pekanbaru.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 82 tahun 2012 tentang Ketentuan Impor Telepon Seluler, mewajibkan setiap importir ponsel di tanah air untuk memiliki pabrik perakitan pada akhir 2015.

Peraturan ini bertujuan untuk menekan angka impor ponsel. Apabila ada importir yang belum memiliki pabrik perakitan pada akhir 2015, maka izin Importir Terdaftarnya (IT) otomatis dicabut oleh Kementerian Perdagangan RI.

Beberapa produsen ponsel asing lainnya yang dipastikan membuka pabrik di Indonesia antara lain produsen asal Korea Selatan Samsung. Perusahaan itu telah berinvestasi 20 juta dolar AS untuk membangun pabrik di Indonesia dengan kapasitas hingga satu juta unit ponsel per bulan.

Selain itu, produsen ponsel asal Tiongkok Oppo juga berinvestasi 30 juta dolar AS untuk mendirikan pabrik di Tangerang dengan kapasitas produksi 500 ribu unit ponsel per bulan, yang siap beroperasi pada Maret 2016.

Importir ponsel dapat bekerja sama dengan perusahaan dalam negeri untuk melakukan perakitan ponsel seperti dilakukan produsen ponsel Haier, yang memilih bekerja sama dengan pabrik milik Sanyo guna memproduksi ponsel.

(brl/red)